Sangat Berbahaya "Pemerintah Impor Daging dari India"


Pagi ini saya (gak) terkejut dengan berita Kompas (31/5) halaman 18 yang menyebutkan Pemerintah akhirnya membuka keran Impor daging dari INDIA.

[Kutipan Kompas: Pemerintah membuka keran impor dari Australia, India, dan Selandia Baru. Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pemerintah sudah mempunyai hubungan langsung dengan semua negara itu. Keputusan ini mengejutkan karena selama ini pemerintah masih menutup pintu impor dari India karena negara tersebut belum bebas dari sejumlah penyakit, salah satunya penyakit kuku dan mulut.]

India memang sudah ngebet ingin mengekspor sapi/daging sapi yang berlimpah di negaranya. Tapi sejak lama Indonesia menolaknya karena India belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

PMK merupakan penyakit epitozootika yang menyerang ternak besar, namun karena ganasnya virus PMK juga bisa menyerang ternak lain bahkan tikus.

Indonesia pernah mengalami kerugian cukup besar akibat serangan virus PMK pada tahun 1983, ketika itu ternak yang belum terserang diberi vaksin, lalu yang terserang diupayakan untuk disembuhkan. Sedangkan yang parah, terpaksa dibakar agar tidak menular.

1986 negeri ini bebas PMK, kemudian dikuatkan dengan keputusan WHO ditahun 1990.

Keputusan pemerintah mengimpor sapi dari 3 negara dimana salah satunya adalah India menggelitik saya, apakah 30% kebutuhan daging sapi impor tidak bisa tercukupi dari Australia dan Selandia Baru saja?

Atau memang karena demi mengejar harga daging sapi India jauh lebih murah sehingga mengabaikan faktor lain dari PMK yang berpotensi merusak industri daging di negara ini?

Lalu bagaimana halnya dengan nasib 5 juta rumah tangga peternak sapi dengan populasi 12 juta ekor sapi (BPS ST2013) yang dipaksa bersaing dengan harga super rendah, adakah yang melindungi mereka dari persaingan dengan kartel sapi (dan negara juga tentunya).

Kemudian yang paling penting adalah apakah kesehatan masyarakat selaku konsumen bisa dipastikan terjamin jika ternyata mereka mengkonsumsi daging sapi eks-India, sebuah negara yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku?

Semoga bukan karena mengejar harga jungkir balik selama puasa dan lebaran, sehingga cara pikir kita ikut terbalik. Karena harga murah sebulan, tidak bisa terkompensasi dengan derita peternak sapi Indonesia dan serangan virus PMK.

Penulis: Kabul Indrawan
‪(wartawan dan sarjana tek.pertanian‬)