Meme Jokowi beredar luas di social media |
Kementerian ESDM mencatat sejak kenaikan harga BBM tahun 2003, angka kemiskinan di Indonesia justru mengalami penurunan menurun. Hal ini lantaran pemerintah sudah mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke sektor infrastruktur.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, data Kementerian ESDM mencatat ketika harga BBM bersubsidi bernilai Rp1.800 per liter, angka kemiskinan berada di angka 37 persen dari total populasi Indonesia pada 2004.
"Sedangkan pada 2013 ketika harga BBM bersubsidi seharga Rp6.500 per liter, angka kemiskinan berada di angka 25 persen. Peningkatan permintaan BBM bersubsidi membuktikan hal tersebut," jelasnya seperti dilansir okezone.
***
Pernyataan kontroversi menteri kabinet Jokowi ini sontak mengundang reaksi masyarakat. Melalui sosial media, publik mengomentari.
"Benar berkurang... karena rakyat miskin pada mati kelaparan.....," komen netizen Elda Rayhana di facebook.
"Kasian yang miskin tambah miskin, yang kelas menengah lapis bawah jadi ketarik miskin... Sementara yang kaya (taipan, cukong, dkk.) makin kaya... Ga kasian sama rakyat ya Pak.. Ga takut azab di kubur dan akhirat ya Pak, jadi pimpinan kok ga amanah dan nyengsarain rakyat. Harga minyak dunia turun, cuma negeri ini yang anti-mainstream naekin sendirian. Entah kejar setoran buat apa??" ujar Amalia Defiani.
"Hedeeeeehhhh bbm naik = kemiskinan turun tu pk rumus ekonomi yang mana??" netizen Aditi Pusparani bertanya.
"Menteri sekarang memang pada ngaco fikirannya," Hamzah Eteruddin berkomentar.
"Pikiran kebalik, tanda nggak waras, biar waras kudu disetrum," ujar Fachim Harharah.
Sejak munculnya istilah "REVOLUSI MENTAL"... Indonesia makin aneh saja.