Ekonom Kwik Kian Gie, menilai perekonomian Indonesia saat ini mirip dengan kondisi saat mengalami krisis ekonomi 1998.
Menurutnya, kemiskinan yang terjadi di Indonesia sudah melampaui batas-batas kemanusiaan.
"Sekarang penderitaan masyarakat Indonesia sudah luar biasa. Daya beli menurun, pertumbuhan ekonomi melambat. Banyak yang sudah teriak, tetapi kurang keras sehingga tidak terdengar," kata Kwik Kian Gie, dalam wawancaranya dengan tvOne, Kamis 27 Agustus 2015.
Dia memaparkan, jika Indonesia menggunakan kriteria Bank Dunia yang menyebutkan bahwa ukuran miskin, atau kaya adalah pengeluaran US$2 per hari per orang, 50 persen rakyat Indonesia masuk dalam kategori miskin.
"Kalau saat ini para taipan-taipan menyatakan optimismenya pada kondisi ekonomi saat ini, itu karena mereka kaya. Coba masuk ke dalam kantong-kantong kemiskinan, kondisi kemiskinannya sudah melampaui batas-batas kemanusiaan," tuturnya.
Dia memaparkan, Indonesia memang terbagi dalam dua kelompok ekonomi, yakni kaya dan miskin, dengan ketimpangan ekonomi yang sangat jelas.
Kelompok orang kaya, ungkapnya, meskipun dalam kondisi sulit dengan ekonomi melambat, mereka masih memiliki banyak simpanan.
"Mereka (orang kaya) tentu sekarang sudah memasang strategi. Ada yang bilang, dalam kondisi krisis selalu ada kesempatan. Para orang kaya sekarang sedang menunggu momentum kesempatan itu," ujarnya. (asp)
Sumber: VIVA.co.id