Oleh Ust. Budi Hidayat
Kalau kemarin bercerita kesederhanaan, karisma, kepemimpinan, dan kezuhudan KH Zuber Safawi. Hari ini ijinkan saya bercerita tentang Pak Marmo. Sosok yang dikagumi oleh Ibu Mertua saya, dan Masyarakat Semarang.
Saat Pilkada 2011, Saya menjagokan sahabat saya Ust Ari Purbono dalam Pilwakot Semarang. Saat saya berbincang ngalor ngidul tentang Pilkada dengan Mertua saya. Justru beliau bercerita kebaikan-kebaikan Pak Soemarmo, kandidat yang bukan jagoan saya.
Mertua saya seorang pedagang. Saat Mertua menggelar bazaar di Balaikota, Para pelanggan biasanya minta dilayani bak Raja. Tapi tidak bagi keluarga Pak Marmo. Mereka low profile, padahal saat itu beliau termasuk pejabat tinggi, Sekda Kota Semarang. Mereka bener-bener "nguwongke" orang kecil, kata Mertua saya.
Mertua saya juga bercerita jika Pak Marmo adalah pecinta anak yatim. Di rumah Pak Marmo sering mengundang ratusan anak yatim ke rumahnya untuk berbagi dan disantuni. Bagi Mertua saya, pecinta anak Yatim bukanlah orang sembarangan. Bisa ditebak, saat itu kami berbeda pilihan politik. Dan pemenangnya adalah Pak Marmo.
Di bawah kepemimpinan Pak Marmo pembangunan semarang sangat pesat dan terlihat. Ini diakui oleh masyarakat semarang. Bahkan komentar teman-teman aktifis, mereka merasakan punya "ayah" saat Pak Marmo menjasi Walikota Semarang. Mereka merasa diayomi.
Lalu bagaimana kasus menimpa Pak Marmo? Sahabatku semua, kasus Pak Marmo itu persis seperti kasus Pak Dahlan Iskan. Beliau dihukum karena harus ikut bertanggung jawab atas kesalahan bawahannya.
Singkatnya, ada 2 anggota DPRD minta uang kepada sekda kota Semarang: Akhmad zaenuri, selaku koordinator tim anggaran Pemda. Karena Soemarmo sebagai walikota adalah atasan sekda, maka dianggap ikut bertanggung jawab. Tapi agak berbeda dengan kasus Pak Dahlan Iskan yang merugikan negara ratusan milyar. Dalam kasus Pak Marmo negara tidak dirugikan sepeserpun. Alias Rp 0,- (nol rupiah). Jadi jangan bilang beliau orang jahat, karena tidak orang lain/institusi yang dirugikan dalam kasus ini.
Makanya dalam vonis hakim, Pak Soemarmo bebas dari dakwaan primer (bukan sebagai pelaku / yang memerintahkan), namun terkena dakwaan sekunder (turut serta bersama-sama, sebagai institusi). Begitulah fakta hukumnya.
Ternyata Masyarakat semarang masih mengagumi Pak Marmo. Saya menjadi saksi betapa masyarakat Semarang masih mencintai Pak Marmo.
Sebagai penggembira , mobil saya branding dengan gambar pasangan Marmo - Zuber di kaca belakang. Ini untuk nyenengin Mas Arief Miftahurrohman Ketua PKS Pedurungan. Hehe
Saat mertua melihat gambar branding Marmo - Zuber di mobil. Beliau berkomentar: " Bapak juga tetap milih Pak Marmo, apalagi pasangannya Pak Zuber. Dua-duanya orang baik." Beliau ini termasuk orang yang tidak percaya Pak Marmo bersalah dalam kasus kemarin.
Setelah mobil dipasang gambar pasangan Marmo-Zuber, saya mengalami kejadian-kejadian unik. Saat saya parkir di Pasar Johar, Tukang parkir langsung menyapa saya ramah: " Saya juga pendukung Pak Marmo. Disini (Pasar Johar) semua pendukung Pak Marmo .." Juga saat saya terjebak di jalan Veteran. Ada orangtua naik motor, mengetuk kaca jendela mobil, hanya untuk mengacungkan jempolnya sambil bilang: "Saya juga pendukung Pak Marmo, Mas..." Gitu doang, kemudian motornya melaju lagi. Yang paling menyenangkan adalah saat saya kebingungan cari parkir di Balaikota. Ada bapak-bapak pakai seragam Dishub: " Saya bantu carikan parkir mas. Saya juga pendukung Pak Marmo. " Tidak begitu lama saya dapat tempat parkir berkat bantuan bapak tadi.
Bukti lain cinta masyarakat semarang adalah saat Pak Marmo malam-malam sekitar jam 21.00, beliau makan di angkringan nasi kucing Pak Gik, jalan Gajahmada. Motor-motor serta orang yang lewat langsung berhenti, ketika tahu yang sedang makan adalah Pak Marmo. Mereka langsung mendekat, menyalami dan menyampaikan dukungannya. Tambah ramai lagi ketika beberapa orang memanggil penduduk sekitar. Angkringan yang tadinya sepi jadi berjubel penuh orang-orang yang ingin menunjukkan dukungan kepada beliau. Luar biasa.
Cerita lain, Ketua RW daerah Meteseh, Pak Pujiono (Pujex Amira) minta pembangunan balai RW diresmikan oleh pasangan Marmo-Zuber. Padahal pasangan tersebut masih "calon" . Anehnya lagi Pak RW ini minta agar saya bisa menyampaikan kepada pasangan tersebut. Padahal saya mah apa atuh, diminta menghubungi tokoh-tokoh ini. Cuma orang ndeso yang jadi penggembira . Alhamdulilah dengan bantuan Mas Agung Budi Margono, acara peresmian bisa dihadiri Ust Zuber sukses. Masyarakat antusias.
Apa yang datang dari hati akan sampai ke hati. Saya yakin Pak Marmo memimpin dengan hati. Sehingga masyarakat antusias sedemikian rupa. Begitupun sosok Ust Zuber yang saya kenal. Dicintai kader PKS seluruh Jateng.
Saya teringat kata-kata Ketua PKS Karanganyar, Ust Syamsul Bahri :
" Ustadz Zuber adalah milik Jawa Tengah, bukan milik Semarang. Sekarang ini, Semarang hanya pinjam Ust Zuber. Jangan sampai kalah. Apa tidak malu sama Karanganyar bisa menang telak? Padahal yang maju belum sekelas Ust Zuber? Bahkan mitos Karanganyar 'Kandang Merah' bisa dipatahkan, alhamdulillah. Semarang adalah Ummul Qurro Jawa Tengah. Kemenangan di Semarang akan mempengaruhi daerah lain. "
Menang kalah adalah keputusan Alloh SWT. Ungkapan diatas adalah cambuk motivasi, sekaligus bentuk cinta.
وعَن عوفِ بن مالكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ : سمِعْتُ رسولِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ
خِيَارُ أَئمَتكُمْ الَّذينَ تُحِبُّونهُم ويُحبُّونكُم، وتُصَلُّونَ علَيْهِم ويُصَلُّونَ علَيْكُمْ، وشِرَارُ أَئمَّتِكُم الَّذينَ تُبْغِضُونهُم ويُبْغِضُونَكُمْ ،وتَلْعُنونَهُمْ ويلعَنْونكم
قَالَ : قُلْنا يا رسُول اللَّهِ، أَفَلا نُنابِذُهُمْ ؟ قالَ
لا، ما أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاةَ، لا، ما أَقَامُوا فيكُمُ الصَلاة
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
قوله : تُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ : تَدْعونَ لهُمْ
"Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga yang kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (HR Muslim/3447)
Kapan lagi Semarang punya duet Pemimpin dahsyat seperti ini?
Ayo bergabung sebagai relawan Marmo Zuber (MAJU) - Pasangan No.1
*Foto: Saya (penulis) bersama Pak H. Soemarmo