"Untuk Kalian, Yang Terlahir dari Rahim Tarbiyyah"
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum wr wb.
Anak-anak ku sekalian. Saya ingin sampaikan bahwa, kalian semua bukanlah orang orang yang tidak disengaja hadir dibumi ini, bukanlah orang orang tanpa perencanaan hadir di bumi ini. Kalian semua adalah manusia manusia yang direncanakan, diharapkan untuk hadir di muka bumi ini oleh umi abi kalian. Saya yakin umi abi kalian bukan bertemu dimana mana, tetapi mereka bertemu di dalam gerbang tarbiyah. Bertemu di arena perjuangan. Bertemu di lahan dakwah, maka kepada generasi Garuda Keadilan (GK) ini sering qiyadah kita mengatakan, antum abna-u dakwah, antum abna-ul harokah.. Kalian adalah anak anak dakwah, kalian anak anak pergerakan.
Kalian setuju? Kalian siap? Subhanallah...
Yang kedua,saya yakin seyakin yakinnya tidak ada dari kalian yang namanya diambil dengan sembarangan. Yang namanya diambil asal ada nama. Karena tidak ada orang tua kalian yang mengatakan apalah arti sebuah nama. Karena nama memiliki sebuah doa, sebuah impian, cita cita dan harapan yang besar. Dan nama kalian nama besar semua, ada Abdullah Umar, Hudzaifah, ada yang bernama Sholahuddin Al Ayyubi dan ada yang bernama Dima’usy Syahadah!!! Darah syahid!! Allahu Akbar!! Itulah nama kalian, saya tidak akan sebut satu persatu, tapi bandingkan dengan nama umi abi kalian.
Oleh karena itu pesan pertama adalah, coba kalian tanyakan kepada umi abi kalian kenapa kalian memiliki nama itu? Apa artinya, apa harapannya, apa filosofinya, lalu tulis dibuku harian kalian. Saya katakan, kalian bukan generasi tanpa arah, bukan generasi sembarangan tetapi kalian adalah generasi yang direncanakan, generasi yang diharapkan.
Berikutnya kalian, GK ini adalah anak kandung yang sah dari Partai Keadilan Sejahtera. Dan kalian adalah pewaris utama nya, mungkin nanti suatu saat bisa ada nama ini atau tidak ada nama ini, tetapi kalian lah pewaris utama tentang misi dan tujuannya tentang beban perjuangannya. Kalian siap???
Nah itulah nak, kenapa GK didirikan, kenapa GK dibentuk, sampai antusiasnya ustadz Luthfi Hasan Ishaq ingin kesini mendengar ada acara GK ini, karena ini adalah taurits atau pewarisan tentang perjuangan ini. Kami ingin orang tua mewariskan kepada anak anak nya semua bukan harta bukan uang yang banyak bukan toko yang berlebihan tapi yang ingin kami wariskan adalah semangat perjuangan. Nah yang paling tinggi warisan dari kami adalah semangat juang, inilah taurits yang sesungguhnya. Kalian bukan pengganti tetapi kalian adalah pelanjut.
Umar bin Khattab berpesan, siapkanlah anak anak kalian menghadapi zaman, yang zaman itu berbeda dari zaman zaman kalian. Dan kami saat ini sedang menyiapkan kalian untuk siap menghadapi zaman yang mungkin saat itu tiba kami sudah tua renta, sudah terbata bata, yang tantangan nya pun berbeda dengan tantangan kami dulu, kalian harus siap untuk itu. Menghadapi zaman yang tantangannya berbeda dari saat ini.
Yang diharapkan adalah semua putra-putri dari partai dakwah ini mampu mewariskan semangat juang orang tua, menjaga jalan perjuangan orang tuanya. Insya Allah ini adalah jalan yang HAQ. Karena hidup itu banyak harapannya. Dan dibutuhkan banyak orang orang hebat.
Anak anaku sekalian, pandanglah diri kalian masing-masing, temukan kelebihan kalian masing-masing, dimana titik kuat kalian masing-masing, dan kembangkan itu. Yang penting semua untuk dakwah, yang penting semua untuk ummat. Yang penting semua bisa menggoncang dunia.
Lalu dengan apa itu kita kejar? Kami menginginkan Garuda keadilan atau GK ini memiliki kekuatan. Kamu harus jadi generasi kuat. Lalu apa nya yang kuat? Bukan sekedar kuat otot. Tapi yang kuat itu adalah orang yang kuat jiwanya, orang orang yang kokoh akhlak nya, orang-orang yang bergelora semangatnya. Hingga dia menjadi pelopor ditengah tengah ummat ini. Kesana kalian akan diantarkan. Menjadi orang orang yang kuat jiwanya, kokoh akhlak nya sehingga terpatrilah dalam diri diri kalian yang bijak nya seperti orang tua semangatnya seperti anak muda. Boleh tua, asal semangat tetap anak muda, tapi tidak boleh umur muda semangat seperti orang tua.
Lalu dimana kalian dapatkan pendidikan untuk berjiwa kuat dan berakhlak kokoh dan semangat yang bergelora itu? Seperti yang kami dapatkan, dia bernama kampus 4 x 4 meter, dulu kami pakai bermodal sebuah papan tulis kecil, yaitu di liqo tarbawiyah.
Anak anakku sekalian, ada nya Luthfi Hasan Ishaq karena tarbiyyah, ada nya Tiffatul Sembiring karena tarbiyyah , adanya Anis Matta karena tarbiyyah. Banyak alumni LIPIA tapi hanya satu Anis Matta, banyak alumni LIPIA tapi hanya satu Ahmad Heryawan, karena tarbiyyah. Banyak sarjana psikologi tapi satu Irwan Prayitno, karena tarbiyyah. Semua karena tarbiyyah. Kampus gratis tapi hasilnya besar. Ini bukti, ini fakta.
Anak-anak ku sekalian, generasi kami dulu adalah generasi yang samar-samar. Nggak jelas arah nya, ada yang mengajak kami ngaji untuk menemukan jatidiri, membangun jiwa yang kokoh dan semangat, membangun gelora. Tetapi kalian sudah diarahkan sejak dini. Lahir didoakan, di adzankan, di aqiqahkan, besar sedikit di sekolahkan ke sekolah yang memiliki lingkungan islami. Masuk pesantren, subhanallah. Saya dengar tadi yang MC adalah hafidzah, binti Abdul Hakim. Subhanallah. Generasi saya, belajar hijaiyyah itu ketika mulai liqo. Jadi begitulah kondisi ketika itu.
Kalian sangat terjaga, maka dari itu sangat diharapkan hasil kalian lebih jauh melampui hasil umi dan abi. Ini anugrah, dan ini harus kita syukuri. Mungkin banyak teman-teman kalian yang jauh dari jalan perjuangan, disibukkan dengan gadget-gadget nya dan hura hura. Nah mereka itu lah nanti yang menjadi lahan dakwah kalian. Jadi kalian ini adalah Abnaa-ul harokah, dilahirkan dari rahim tarbiyyah untuk negri ini.
Dengan tarbiyyah ini kalian harus menjadi pelopor-pelopor di tengah ummat. Keberhasilan untuk menjadi pelopor ini indikasi pertamanya adalah ada nya kecintaan. Cinta kepada Islam, kepada Allah, kepada Dakwah, kepada Harokah. Cinta awal dari segalanya. Tanpa cinta tidak akan terjadi apa apa. Makin dipelajari makin cinta. Maka bangunlah cinta kepada Allah. Bangunlah Cinta kepada dakwah. Bukti cinta itu telah terbangun adalah muncul nya kesetiaan, muncul nya keberpihakan, muncul nya Al-wala’. Setia kepada islam, setia kepada ummat, setia kepada dakwah dan setia kepada jama’ah. Orang yang telah setia tidak akan asal asalan, maka munculah setelah itu kedisiplinan, bukan sekedar disiplin dalam waktu, namun juga disiplin dalam berakhlak, pada nilai-nilai dan aturan, disiplin terhadap minhaj, tidak mencla mencle. Memiliki arah yang lurus dan tidak kebingungan di persimpangan jalan. Lalu munculah kepeloporan. Karena tidak akan ada pelopor jika tidak ada cinta, setia dan disiplin.
Wassalamualaikum wr wb.
Transkip Taujih Ustadz Syaurium, Koordinator Wilayah PKS Sumatera Barat
Upacara Penutupan Upgrading Camp Garuda Keadilan Sumatera
Bogor, 19-22 Agustus 20115
Humas GK Sumatera
*Sumber: http://ift.tt/1EhovQr