Kesewenang-wenangan Gubernur DKI Basuki Cahya Purnama alias Ahok ketika menggusur pemukiman warga di Kampung Pulo serta kata-kata kasarnya dalam mensikapi banyak persoalan, membuat warga Kampung Pulo bertekad akan menggunakan hak suaranya agar Ahok tak terpilih lagi.
Dilansir Islampos, Budi (bukan nama sebenarnya), menilai Ahok tidak layak untuk memimpin DKI Jakarta pada masa mendatang. Meskipun selama beberapa kali pemilu Budi lebih memilih tidak memberikan hak suaranya atau golput, namun pada pemilu kali ini dia tidak akan golput lagi demi menjegal Ahok jadi gubernur Jakarta.
“Saya sudah 4 pemilu ga milih, tapi kali ini saya harus milih calon gubernur untuk menjegal Ahok naik. Biarin dah calon gubernur itu kena kasus ama KPK yang penting gubernur DKI harus Muslim dan bukan Ahok,” ujar Budi kepada Islampos.com Selasa (25/8) lalu di Jatinegara.
Dirinya juga heran ada pejabat yang kata-katanya kasar dan tidak beretika di depan publik. “Apa ngga ada yang negur dia yah?” tanyanya.
Sebagai warga korban gusuran Kampung Pulo dan sekarang tinggal di rumah susun Jatinegara, Budi merasa cukup senang. Namun dirinya mengkritik banyak pihak yang mengatakan eks warga Kampung Pulo bisa enak tinggal di rusun Jatinegara dengan hanya mengeluarkan biaya 300 ribu sebulan.
“Biaya 300 ribu sebulan itu hanya uang sewa dan itu belum termasuk uang listrik, air, keamanan dan kebersihan. Total bisa hampir 700 ribu pengualaran warga eks Kampung Pulo yang tinggal di Rusun Jatinegara selama sebulan,” jelas Budi.
“Saya sih biaya segitu masih bisa nalangin, tapi banyak teman-teman saya yang kerjanya serabutan uang segitu cukup besar bagi mereka,” ujar pria yang berprofesi sebagai pengendara ojek online ini.
Kedepannya Budi berharap kebijakan pemerintah bisa lebih pro rakyat dan tidak banyak mengumbar janji palsu. “Ingat kita nanti pasti akan mati dan janji-janji palsu pejabat kepada rakyat akan dimintai pertanggungjawabannya di depan Allah,” pungkas Budi.
*foto: Penggusuran Kampung Pulo (KOMPAS)