Isu perombakan kabinet (reshuffle) kembali menyeruak ke permukaan. Jokowi diperkirakan akan melakukan reshuffle kabinet semakin kuat setelah Partai Golkar resmi bergabung dengan koalisi pemerintah.
Pengamat politik Emrus Sihombing menyarankan Jokowi tetap merangkul parpol yang sejak kampanye menjalin koalisi. Pasalnya, menurut dia, parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) itu minim kepentingan pragmatis.
"Jokowi lebih baik merangkul partai-partai yang bersama sejak kampanye kemarin. Karena mereka lebih setia dibanding pendatang baru. Jokowi harus rangkul PDIP, NasDem, PKB, Hanura dan PPP. Kenapa PDIP karena Jokowi lahir dan maju sebagai presiden karena PDIP," ujar Emrus saat dihubungi, Rabu, 1 Juni 2016.
Di samping itu kata dia, partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) lebih memiliki komitmen dan telah berkeringat sejak awal pemilihan presiden (Pilpres).
"Partai-partai ini lebih memiliki komitmen karena telah berjuang sejak awal. Justru parpol yang bergabung belakangan seperti Golkar dan PAN karenan memang kepentingan prakmatis dan kekuasaan semata," kata dia.
Emrus juga menyarankan agar Jokowi tak meniru Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengelola koalisi yang sangat gemuk dengan membuat Sekretariat Gabungan Partai Koalisi Pemerintah. Sebab menurut dia, Setgab justru semakin mempersempit kewenangan dan kekuasaan Presiden.
"Meski koalisi besar, saya sarankan Jokowi tidak membuat Sekretariat Gabungan Koalisi agar tidak ditekan atau dikontrol oleh partai. Idealnya Jokowi berkoalisi dengan masing-masing partai. Sehingga kekuasaan itu ada ditangan Jokowi. Dan juga agar tidak terjadi seperti masa pak SBY. Dimana dia ditekan dan diatur partai koalisi," tandasnya
Merapatnya Golkar dan PAN ke dalam koalisi pemerintahan memang dapat memicu perubahan arah kebijakan Jokowi dalam mengocok ulang kabinet. Bahkan, seperti ditakutkan banyak pihak, Jokowi akan sangat mungkin "berkhianat" kepada KIH dan memilih pembantu dari Golkar atau PAN.
Bila Jokowi sungguh berkhianat, tentu panggung pemerintahan akan sedikit guncang. Setidaknya bagi KIH yang selama ini pasang badan mati-matian membela Jokowi dan tiap kebijakannya.