Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, disebutkan, bahwa satu-satunya solusi melindungi negara Yahudi adalah menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Dokumen yang dibocorkan itu mengungkapkan, bahwa pimpinan tertinggi ISIS yang juga seorang ulama, Abu Bakr al-Baghdadi sepeti dikutip Moroccantimes, telah dilatih secara militer dan intensif selama satu tahun oleh Mossad. Selain latihan militer dan pengorganisasiannya, dia juga dilatih dalam masalah teologi dan seni berbicara.
Sedangkan Global Research, sebuah lembaga peneliti independen dari Canada menyebutkan, bahwa seorang pakar dalam studi oriental berkebangsaan Rusia, Vyacheslav Matuzov, mengatakan pemimpin dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) Abu Bakr al-Baghdadi memiliki hubungan sangat dekat dan terus bekerja sama dengan CIA. Matuzov menyatakan, “All facts show that Al-Baghdadi is in contact with the CIA and during all the years that he was in prison (2004-2009) he has been collaborating with the CIA,” katanya di Suara Radio Rusia, Selasa, 8 Juli 2014.
Dia mengatakan bahwa AS tidak perlu menggunakan drone untuk mengamati ISIL atau ISIS, karena sudah memiliki akses ke para pemimpin kelompok tersebut. Matuzov meyakini sejak komandan teroris merupakan sekutu AS, maka Washington tidak akan memerangi mereka. Mereka adalah bagian dari rencana besar dari AS.
Dalam catatan Global Reserarch, pemimpin ISIL adalah Abu Bakr Al-Baghdadi yang pernah menjadi tahanan di pusat penahanan AS, Camp Bucca di Umm Qasr, kota pelabuhan di Irak selatan, Februari 2004 hingga awal Desember 2004. Pada tahun 2006 Baghdadi kembali aktif di kawasan Irak. Baghdadi selanjutnya mengumumkan diri sebagai khalifah dari negara Islam. Beberapa informasi menyebutkan, pejuang suku Kurdi menemukan bahan makanan kemasan buatan Israel di tempat persembunyian ISIL di Mosul dan kota Kirkuk.
Beberapa laporan pengamat militer juga menyebutkan, rumah sakit milik Israel banyak merawat militan ISIL yang terluka dalam pertempuran. Bahkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu juga melakukan kunjungan ke rumah sakit lapangan yang didirikan oleh otoritas Israel di wilayah Suriah yang diduduki ISIL, untuk mengobati pemberontak yang luka akibat bertempur dengan pasukan Suriah.
Informasi lain yang memperkuat adanya kaitan antara kelompok ISIL (ISIS) dengan CIA, disampaikan oleh pejabat Yordania. Menurut dia, anggota ISIL telah dilatih disebuah markas rahasia di Yordania oleh instruktur dari Amerika Serikat. Pada minggu pertama bulan Juni 2014 mingguan Jerman Der Spiegel menulis, bahwa militer AS telah melatih pemberontak Suriah di Yordania.
Latihan di Yordania dilaporkan terutama pada penggunaan senjata anti-tank. Majalah Jerman itu melaporkan, sebelumnya sekitar 200 orang pemberontak telah menerima pelatihan selama tiga bulan. Harian Inggris Guardian juga melaporkan, AS pada bulan Maret 2014 membantu pelatihan militer kepada pemberontak Suriah di Yordania bersama dengan instruktur Inggris dan Perancis. Kantor berita Reuters melaporkan, juru bicara Departemen Pertahanan AS menolak berkomentar langsung pada laporan majalah Jerman itu. Kementerian luar negeri Prancis dan kementerian luar negeri dan pertahanan Inggris juga tidak mau berkomentar kepada Reuters.
Baca selengkapnya "Pengakuan Hillary Clinton, ISIS Ciptaan Amerika-Israel"