Indonesia dan Korea Selatan, Antara Kemeriahan Perayaan Kemerdekaan dan Hasil Kerja


Indonesia dan Korea Selatan merdeka pada hari yang berdekatan. Kalau Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945. [Tepatnya Korea. Korea kemudian pecah tiga tahun kemudian. 15 Agustus 1948 lahirlah negara Korea Selatan]

Walaupun Indonesia merdeka terlebih dahulu, Korea Selatan yang dahulu lebih miskin dari Indonesia, sekarang menempati papan atas Negara Maju.

Orang Korea tidak merayakan 15 Agustus-an seperti kita di Indonesia. Mereka hanya mengibarkan bendera, sudah. Tidak ada umbul-umbul, spanduk, lomba-lomba, apalagi peringatan yang meriah.


[Catatan: Perayaan HUT ke-70 RI di Istana Habiskan Rp11,5 Miliar]

Apakah tanpa semua itu mereka tidak cinta negaranya? Jawabannya, pasti tidak.

Orang Korea, tidak ada yang tidak cinta negaranya. Jika di Indonesia di tiap kantor dipasang foto presiden dan wakil presiden, di Korea mereka hanya memasang bendera negaranya. Bagi mereka, "Siapapun presidennya, negaraku tetap Korea".

Setelah kemerdekaan Korea dari Jepang, mereka masih harus melewati fase perang saudara hingga akhirnya pecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Saat itu, orang Korea teramat miskin, hingga makan nasi (yang merupakan kebutuhan pokok) saja susah.

Sehingga setiap bertemu, satu sama lain mereka akan bertanya “밥을 먹었어요?” (“Sudah makan nasi?”), jika belum maka akan diajak makan. Begitu pula dengan kerja keras, sudah tidak diragukan lagi hasil nyata dari kerja keras Korea Selatan saat ini.

Pesan dari Presiden Korea saat itu:

“Let’s work harder and harder. Let’s work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”

(Mari kita bekerja lebih keras dan lebih keras. Mari kita bekerja lebih keras untuk tidak membuat anak-anak kita dijual ke luar negeri)

Dan kemudian ditutup oleh quote ini:

“Now, we promise that we will hand over a good country to our sons and daughters, we will give you the country worthy to be proud as well.”

("Sekarang, kita berjanji bahwa kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan putri kita, kita akan memberikan negara yang layak untuk dibanggakan.")

Bisakah kita?!