Aktivis Liberal, Mohammad Monib, mengaku melakukan khilaf politik karena dalam pemilihan presiden 2014 lalu memilih dan mengkampanyekan pasangan Jokowi-JK.
Seperti dilansir Fimadani.com , pernyataan itu disampaikannya pada 2 Maret 2015 kemarin, saat mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Semakin setuju saya dengan ucapan Romo Magnis, ‘Hanya butuh 2 bulan untuk mengetahui siapa Jokowi.’ Kali ini, saya gagal paham terhadap cara pandang Jokowi tentang KPK. Ia menempatkan lembaga paling sukses dalam menyelamatkan uang rakyat dan menjebloskan para penggarong ke dalam sel ini hanya sebagai Komisi Pencegahan Korupsi (KPK),” ungkap aktivis yang rajin merokok itu.
"Suara apa dan masukan siapa yang dia dengar dalam menentukan pandangan itu? Pasti banyak hal yang ingin diselamatkan dan menyelematkan diri dengan “cara pandang” melawan aspirasi dan suara suci rakyat, pemberi mandat riil sebagai presiden."
“Hei Bung Jokowi, Anda banyak berkhianat..,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengaku bertaubat dan menyatakan istighfar politik atas khilaf politiknya di tahun lalu.
"Selama ini saya alergi munafik, lebih senang hidup lugas dan apa adanya. Karena itu saya akan mencicil untuk nyatakan diri, “istifghfar” politik atas dukungan dan kontribusi mendorong publik memilih Jokowi,” tandas direktur ICRP (Indonesia Conference on Religion dan Peace) itu.
Saat pilpres 2014 lalu, Mohammad Monib aktif menggalang massa untuk memilih Jokowi-JK. Salah satunya melalui tayangan video di Youtube.
"Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus berjuang untuk memenangkan pasangan ini (Jokowi-JK). Kalau tidak maka demokrasi, kebhinekaan, pluralisme, kebersamaan lintas agama, akan menjadi berbahaya. Kondisi ini tidak kita inginkan. Oleh karena itu, ayo kita berjuang keras memenangkan pasangan ini (Jokowi-JK," tutur Mohammad Monib dalam tayangan di Youtube, 7 Juli 2014.
Berikut tayangan video Youtube "kampanye" Mohammad Monib mendukung Jokowi-JK.