[True story]
Saat istirahat antara taping MTGW (Mario Teguh Golden Ways) di grand Studio Metro TV, seorang Ibu (Super Audience) mendatangi saya yang sedang berdiri menunggu sebagian rekan selesai sholat, agar saya bisa bergabung dalam jemaah berikutnya untuk sholat Ashar sore itu.
Dengan santun sang Ibu berdiri bersama saya di samping jemaah yang sedang sholat, dan bertanya dengan ramah:
Ibu: Pak Mario mau apa?
MT: Mau sholat, Ibu. Ini sedang menunggu sebagian rekan selesai.
Ibu: Oh ya? Begini, Pak. Saya sudah lama ingin tanya kepada Pak Mario. Tidak apa-apa, ya?
MT: Tidak apa, Ibu. Silakan.
Ibu: Begini, kalau boleh saya tahu – agama Pak Mario apa, ya?
MT: ???? Lho, Ibu… saya ini mau sholat.
Ibu: Lha iya itu, Pak. Saya itu bertanya-tanya dari dulu. Agama Bapak ini apa?
MT: ????
Saya clingak clinguk seperti mau minta tolong kepada orang lain untuk menjelaskan, karena saya takut membuat sang Ibu merasa malu karena menanyakan sesuatu yang seharusnya jelas.
Dengan penuh kasih saya pandangi wajah Ibu yang polos itu, dan dengan sangat berhati-hati saya sampaikan:
MT: Ibu saya ini mau sholat Ashar. Ini wajah saya masih basah dengan air wudhu. Saya dilahirkan muslim. Sampai sekarang.
Ooh… sang Ibu yang baik hatinya itu tergopoh-gopoh meminta maaf, menjelaskan ini dan itu yang saya tidak dengar dengan jelas, berpamitan dengan cepat dan berjalan oleng sambil tertiwi-tiwi geli.
[Mario Teguh – Loving you all as always]