Pasca kenaikan harga BBM per 1 Maret 2015, hari ini harga minyak dunia turun 1 persen. Penurunan ini terjadi akibat berlanjutnya pelemahan sektor manufaktur Tiongkok dan tingginya produksi Libya.
Bank sentral Tiongkok melakukan pemotongan suku bunga acuan, sehari sebelum merilis data resmi yang menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas manufaktur untuk Februari.
Minyak Brent LCOc1 turun 52 sen ke angka US$ 62.06 per barel, setelah sebelumnya sempat naik 18 persen pada Februari, yang terbesar sejak Mei 2009. Sedangkan minyak Amerika Serikat CLc1 turun 49 sen ke US$ 49,27 per barel, setelah sebelumnya naik 3 persen pada Februari.
Penurunan harga minyak dunia ini mengikuti naiknya produksi minyak Libya ke angka lebih dari 400.000 barel per hari (bpd). Menteri Perminyakan Irak Adel Abdel Mehdi, pada Ahad, 1 Maret 2015 kemarin, meyakini harga minyak dunia akan rebounding secara berkala dan dia yakin angkanya akan mencapai US$ 65 per barel.
Sementara di tanah air, harga bahan bakar justru sedang di jalur naik. Pemerintah menyatakan penyesuaian harga BBM dilakukan untuk menjaga kestabilan sosial ekonomi pengelolaan harga dan logistik. Selain itu, fluktuasi harga minyak dunia yang masih terjadi juga menjadi pertimbangan.
Harga BBM Premium di luar Jawa-Madura-Bali yang sebelumnya Rp 6.600 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter. Begitu juga harga Pertamax, naik Rp 200 per liter. Mulai Ahad, 1 Maret 2015 harga Pertamax menjadi Rp 8.250 per liter. Sebelumnya harga Pertamax adalah Rp 8.050 per liter. [*/fn]