Era SBY Minyak Dunia $113/barel BBM Rp 6.500, Era Jokowi $55/barel BBM Rp 7.400






Harga Minyak Dunia Kembali Turun untuk Sesi Ketiga Berturut-turut



KOMPAS - Harga minyak dunia turun pada Selasa (31/3/2015) waktu setmpat (Rabu pagi WIB), seiring sinyal positif pada perundingan kesepakatan tentang program nuklir Iran.



Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, melemah untuk hari ketiga berturut-turut, kehilangan 1,08 dollar AS menjadi 47,60 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.



Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan global, jatuh 1,18 dollar AS menjadi menetap di 55,11 dollar AS per barel.



(Sumber: http://ift.tt/1CQAHoq)



***



Pada era pemerintahan SBY (2013) harga minya dunia kisaran US$ 113 per barel, harga BBM Rp 6.500.



Namun, di era Jokowi harga minyak dunia kisaran $55 per barel, harga BBM Rp 7.400.



***



Menurut para Analis, jika sanksi atas Iran dicabut, kemungkinan besar pasokan dunia akan bertambah karena produksi minyak Iran akan membanjiri pasar.



Minyak akan membanjiri pasar sehingga membuat prediksi harga minyak makin merosot, hal inilah yang membuat pemerintah di beberapa negara mengambil posisi menunggu, seperti negara di Asean, Asia, Uni Eropa dan Amerika KECUALI INDONESIA!



Entah analisa apa yang membuat para kebijakan di Indonesia berbeda analisa dan prediksi ekonominya dengan negara negara dunia.



Para analis dan pengambil kebijakan di dunia, justru sedang mengkhawatirkan banjirnya stok minyak dunia yang di akibatkan pencabutan embargo kepada Iran.



Logika ekonomi sehatnya, semua mata pengambil kebijakan di pemerintahan di dunia, sedang menahan harga BBM di negaranya, dan bahkan mengarah pada kebijakan menurunkan harga BBM nya, karena terkait perundingan nuklir iran di swiss, lantas langkah yang dilakukan pemerintah indonesia justru ‘berbeda dan aneh’ dengan menaikkan harga BBM dan pertanyaannya itu memakai cara pandang analisa ekonomi apa? neolibkah?



(Wahyu)



***



Itulah kenapa, saya "SENANG" kepada Pemerintahan Jokowi.... senang untuk meng- oposisi ! karena dia SELALU punya alasan untuk menaikkan harga BBM...



Pada suatu saat, dia naikkan Harga BBM dengan alasan karena harga minyak dunia naik..



'Eh, ketika harga minyak dunia turun.... dia naikkan harga BBM dengan alasan Nilai Tukar Rupiah turun...



Hadhehhhh ! lalu, dimana fungsi Pemerintah yang mestinya "bekerja" mencari cara untuk mensejahterakan rakyatnya ???



(Tala Palasara)