Oleh: Ustadz Fathuddin Ja'far
Pemblokiran situs-situs Islam yang dilakukan Menkominfo berdasarkan permintaan BNPT tidak akan berpengaruh banyak pada perkembangan Islam dan umatnya di negeri ini. Bahkan pembolikuran itu hanya akan mengalami kegagalan dan sekaligus menambah soliditas umat Islam, insyaa Allah..
Seharusnya penguasa sekarang bisa belajar dari Orde Baru (Orba) yang berkuasa srlama 32 tahun dan memimpin dengan cara otoriter. Akhirnya tumbang juga dengan cara mengenaskan.
Kezaliman Orba terhadap umat Islam tercatat baik dalam ingatan mereka, masih fresh, ibarat sebuah luka yang dalam yang masih mengucurkan darah segar dan baru berlalu 18 tahun. Saksi sejarah masih sangat banyak. Luka Tanjung Priok, DoOM Aceh, dan sebagainya masih menjadi bukti sejarah kezaliman Orba terhadap umat Islam di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim.
Pemerintah bisa saja mengatakan ini dan itu dalam rangka stigmaisasi/labelisasi sebagian umat Islam yang dianggap menjadi ancaman ideologi negara. Namun jika cara yang ditempuh adalah dengan tangan besi seperti yang dilakukan Densus 88 dan Menkominfo itu hanya akan melahirkan soliditas dan solidaritas umat Islam, seperti yang dikatakan Habib Rizieq Syihab, “Nanti jangan disalahkan jika umat Islam angkat senjata melawan Densus 88,” yang jelas-jelas diciptakan berdasarkan order kekuatan asing dan dibiayai oleh mereka…
Pertanyaanya adalah: Sampai kapan penguasa-penguasa negeri Islam memusuhi Islam dan umatnya? Tidakkah cukup pelajaran untuk diambil i’tibar bahwa perlawanan umat Islam dari Jakarta sampai Maroko sejak dua dekade belakangan berhasil menumbangkan penguasa-penguasa zalim di negeri mereka? Fatwa-fatwa ulama penjilat dunia tidak akan banyak manfaatnya untuk menjaga kelestarian penguasa-penguasa zhalim.
Sebelum nasi menjadi bubur seperti di Suriah, Mesir dan sebagainya, Pemerintah Indonesia harus barfikir ulang terhadap setiap sikap politik yang terkait umat Islam di negeri ini agar negeri selamat dan kita umat Islam baik sebagai penguasa ataupun rakyat bisa selamat dunia dan akhirat. Sedangkan kunci keselamatan itu ada pada Islam (Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah), bukan pada syahwat kekuasaan dan keinginan-keinginan penjajah asing.
Kita yakin setiap umat Islam, siapapun dia dan apapun pangkatnya, pasti ingin keselamatan dunia dan akhirat, kecuali orang-orang yang sudah Allah kunci mati hatinya.
Wal ‘iyadzu billah….
*Sumber: fimadani.com