Saya nggak paham ekonomi makro, yang saya tahu sekarang 1 dollar Rp 14,000. Dampaknya semua barang yang impor harganya naik. Padahal sebagian besar barang kita impor baik otomotif, elektronik maupun komoditas (sapi, beras, kedelai, dll). Sementara pendapatan masyarakat tetap. Akibatnya daya beli masyarakat rendah, karena harus banyak memangkas pengeluaran. Maka omset pedagang pun akan turun dan pedagang membatasi dagangannya takut tidak laku. Semua berhemat, sehingga perputaran uang akan lambat. Maka tidak ada pertumbuhan ekonomi ... artinya tidak ada perbaikan tarah hidup. Jadi penurunan nilai tukar rupiah akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan taraf hidup masyarakat... [Dudun Parwanto]
***
Status ini ditulis oleh salah seorang sahabat saya yang lulusan Sastra Sejarah dan berprofesi sebagai penulis. Saat Pemilu 2014 dia sering berbeda pendapat dengan saya soal politik dan pilihan capres. Namun hubungan kami tetap akrab seperti saudara.
Tentu soal perekonomian bukan bidang beliau. Namun beruntunglah, karena hanya dengan LOGIKA SEDERHANA saja, dia bisa memahami bagaimana hancurnya perekonomian Indonesia saat ini.
Ya, status ini memang ditujukan kepada Anda yang logikanya masih sehat walafiat. Bagi kubu sebelah yang logikanya sudah error, memang LOGIKA YANG SANGAT SEDERHANA seperti ini pun sulit dipahami.
[JONRU]