Ada "LAS VEGAS" di SAUDI


Beberapa kali saya perhatikan dalam postingan saya ada beberapa yang mengomentari adanya Hilton di tanah haram. Yang dimaksud hilton disini adalah hotel hilton yang berlokasi hanya beberapa puluh meter dari masjidil haram. Ada yang mungkin sekedar bertanya ada juga yang sekedar konfirmasi.

Tapi saya tahu persis ada yang mencoba mengasosiasikan antara tabiat Paris Hilton anak pemilik jaringan hotel mewah di dunia tersebut dengan keberadaan Hotel Hilton di sekitar Masjidil Haram. Seolah-olah keberadaan hotel tersebut menjadi sebuah dosa karena berada di sekitar tempat peribadatan.

Bahkan ada beberapa postingan yang disebar oleh supporter syiah yang saya kenal dan beberapa oknum yang mengatasnamakan salah satu organisasi keagamaan (padahal jelas mereka sudah termakan hasutan gerakan anti pemurnian tauhid) yang menuduh bahwa kerajaan Arab Saudi telah memindahkan Las Vegas ke tanah haram. Las Vegas yang kita kenal tentunya adalah kawasan kota Judi yang dibangun oleh pemerintah Amerika.

Saya ingin menjelaskan bahwa memang betul ada "Las Vegas" di tanah haram. Mengapa? Karena kehidupan di area sekitar Masjidil Haram selalu hidup 24 jam non stop seperti tak ada hentinya persis seperti kehidupan di Las Vegas.
 
Bila Las Vegas di Amerika orang datang berlomba-lomba untuk meraih keuntungan, di "Las Vegas" Saudi umat muslim juga berlomba-lomba untuk mengeruk pahala sebanyak-banyaknya. Bagaimana tidak, karena keutamaan sholat di Masjidil Haram 100.000 kali lebih baik daripada masjid lainnya. Bila sudah dijanjikan begitu oleh Rasulullah SAW, bagaimana umat muslim tidak berbondong-bondong ke Masjidil Haram tanpa kenal waktu.

Tidak percaya? Saksikan sendiri di televisi bagaimana tak hentinya umat muslim melakukan tawaf dan sholat disana layaknya seperti "Las Vegas" mengejar keuntungan akhirat. Keriuhan ini tidak pernah hilang meski musim haji sudah lewat. Bila Las Vegas di Amerika disebut sebagai kota dosa, maka Masjidil Haram layak disebut Kota Kebaikan.

Aktivitas ibadah yang tidak pernah berhenti di Masjidil Haram pun berimbas kepada kebutuhan pendukung nya, seperti tempat makan, tempat beristirahat, tempat bersilaturahmi, tidur, yang tentunya tidak mungkin dilakukan di dalam Masjidil Haram. Di gedung tersebut juga tersedia fasilitas rumah sakit. Keberadaan hotel-hotel di sekitar Masjidil Haram sangat membantu terpenuhinya kebutuhan tersebut, sehingga jamaah tidak perlu harus bolak balik dari pemondokan ke masjid hanya untuk urusan perut.

Lah tapi kan adanya pusat perbelanjaan di sekitar Masjidil Haram bisa membuat jamaah lupa waktu untuk beribadah?


Siapa bilang, biasanya jamaah yang kesini adalah jamaah yang sudah selesai menjalankan ibadah. Bahkan seluruh aktivitas perniagaan akan terhenti sementara saat waktu shalat, lalu seluruh manusia yang ada di dalam gedung pun akan mengambil posisi untuk sejenak sujud menghadap Allah. Keberadaan gedung-gedung ini juga menerima tumpahan kelebihan jamaah yang tidak tertampung untuk sholat di dalam masjid.

Tidak hanya itu, keberadaan beberapa gedung yang unik sering dijadikan penanda bagi jamaah sebagai jalan untuk kembali ke pemondokan atau sebagai meeting point jamaah bila saat beribadah terpisah dari rombongan. Seperti halnya Zamzam Tower, gedung tinggi dengan jam besar di atasnya sangat membantu jamaah haji Indonesia, karena salah satu terminal bus pengantar jamaah Indonesia berada di belakang gedung tersebut.

Tapi kan dari segi bisnis pemerintah Arab Saudi sangat diuntungkan. Yah, memang harus diakui adanya jamaah haji dan umroh memberikan pendapatan yang cukup signifikan bagi perekonomian Arab Saudi selain dari hasil minyak mentah dan gas. Tapi asal tahu saja, pendapatan itu sebagian besar lari ke sektor swasta bukan lari ke kas negara, sementara negara tidak pernah menarik retribusi dari setiap fasilitas yang disediakan bagi jamaah.

Ih, berarti yang untung Paris Hilton dong karena punya hotel disitu.

Setahu saya seluruh usaha yang ada di Arab Saudi perijinanannya harus menggunakan administrasi warga disana walaupun menggunakan merek dagang dari luar termasuk warung-warung makan yang menggunakan nama Indonesia. Dalam perbisnisan sistem franchise biasa berlaku termasuk untuk hotel-hotel ternama seperti hal nya di Indonesia. Lagian meski namanya Hotel Hilton layanannya tetap berstandar syariah, jadi gak ada kaitannya dengan perilaku ajaib Paris Hilton.

Kerajaan Arab Saudi menggelontorkan anggaran yang sangat banyak untuk memperbaiki setiap infrastruktur yang ada agar dapat melayani tamu-tamu Allah dengan baik, sehingga di tahun mendatang kapasitas fasilitas tersebut dapat menampung jamaah hingga dua kali lipat dari kapasitas sebelum proyek perluasan Masjidil Haram. Peningkatan kuota jamaah tentunya akan sangat membantu mengurai masalah panjangnya antrian untuk berhaji di tanah air.

Wah, berarti makin banyak jamaah, Arab Saudi makin untung dong! Yah jelaslah, roda perekonomian akan semakin menggeliat tapi itu akan sebanding dengan pelayanan yang diberikan. Kenapa? Ngiler yah? Jangan-jangan negara yang mengusulkan pengurusan haji multinational memang ngiler dengan potensi pendapatan di masa mendatang. Hayo, pada ngaku deh! Enak aja, Kerajaan Arab Saudi yang bangun fasilitas kok situ yang mau menikmati hasil nya. Kreatif sedikitlah untuk menambah pendapatan negara (atau pribadi/kelompok?) Asal tahu saja beberapa bagian pengerjaan proyek perluasan Masjidil Haram juga dikelola kontraktor negara lain loh, termasuk Indonesia. Saya banyak melihat pahlawan-pahlawan devisa asal Indonesia bekerja pada proyek-proyek itu.

Tapi kan hotel-hotel tersebut harusnya diatur jauh dari tempat suci. Banyak loh jamaah Indonesia yang masih mengeluh jauhnya jarak pemondokan dengan Masjidil Haram meski PPIH sudah menyediakan fasilitas bus shalawat gratis, belum lagi yang memiliki keterbatasan fisik pasti mempermasalahkan masalah jarak. Lalu bagaimana dengan rakyat Indonesia yang kebetulan berlebih rezeki nya masa gak boleh mendapatkan fasilitas sedikit lebih baik melalui ONH Plus? Harapannya para orang mampu ini sepulang haji menjadi insan yang lebih baik sehingga banyak membantu sesamanya.

Tapi kan...
Kepo banget sih, kebanyakan nanya.
Daripada nanya melulu mendingan tanamkan cita-cita sejak muda, mulailah menabung dan siapkan fisik dari muda agar bisa juga menikmati kehidupan "LAS VEGAS" ala tanah haram seperti jutaan jamaah haji lainnya.


Sumber: fb