Sayangnya musibah asap di beberapa daerah jadwalnya tidak mendekati pemilu atau pilpres. Pemilu masih lama, 4 tahun lagi. Kurang menarik bagi para politikus yang sekarang lagi asyik menikmati kursi eksekutif. Mereka lebih sibuk bagi-bagi jatah komisaris.
Begitu juga para kritikus sosial yang biasanya vokal. Setelah kebagian kursi, tentu segan mengkritik kelambanan kerja.. kerja.. kerja... paduka yang memberinya periuk nasi.
Media..? Nampaknya, menggoreng-goreng musibah Mina dan memojokkan Saudi, lebih menarik dibanding musibah asap yang merenggut jutaan penduduk di negeri sendiri.
Wahai Paduka Presiden, jika Singapura yang hidup di seberang lautan marah-marah karena menghisap asap dari negerimu. Bagaimana dengan rakyatmu yang hanya sejengkal jaraknya dari asap?
(Budi Hidayat)