Prestasi dari kader PKS Tambaksari Surabaya ini luar biasa.
"Ridwan kamilnya surabaya," komen Muthia Ainun Nuha.
Siapa dia? Apa prestasinya? Simak liputan berikut dari Kedaulatan Rakyat Online edisi 28 September 2015.
Sony Sulaksono, Pemuda merdeka sampah
BAGI warga RW I Dukuh Setro Kecamatan Tambaksari Surabaya, sosok Sony Sulaksono bukan sekadar pemuda sebagaimana kebanyakan pemuda di kota besar seperti Surabaya, dalam usia yang baru menginjak 31 tahun Sony telah mampu mengelola managemen kampungnya RW I Dukuh Setro menjadi kampung berprestasi di Surabaya.
RW 1 Dukuh Setro merupakan salah satu dari 7 RW di kelurahan Dukuh Setro Kecamatan Tambaksari Surabaya. RW 1 Dukuh Setro memiliki 11 RT dengan jumlah penduduk mencapai 4000 jiwa. Populasi di RW 1 Dukuh Setro beragam sebagaimana suku dan etnik yang ada di negeri ini seperti Jawa, Madura, & Tionghoa.
Berbagai prestasi telah dicetak RW I Dukuh Setro dibawah kepemimpinan Sony Sulaksono, seperti Juara 1 kompetisi kebersihan paling bergengsi di Surabaya Green &Clean 2014 (Pemkot Surabaya, JP, Unilever), Juara 1 Kampung Merdeka Sampah 2015 (Pemkot Surabaya, Radar), Juara 1 Kampung Pendidikan 2015 (Pemkot Surabaya, Radar). Prestasi tersebut sekaligus memberikan bukti pada warganya bahwa mereka tidak salah memilih pemuda asli Arek Dukuh Setro Surabaya ini sebagai pemimpinnya sekaligus menjadikannya ketua RW termuda di kota Surabaya.
Beberapa kebijakan yang dicanangkan oleh Dokter Hewan alumnus Universitas Airlangga Surabaya ini disambut baik oleh warganya: seperti program Senin bebas rokok, patroli keamanan dan kebersihan kampung, kerja bakti reguler di level RW dan RT, sekolah ibu, dan simpan pinjam berbasis syariah. Saat dikonfirmasi tentang keberhasilannya Sony mengelak bahwa itu adalah keberhasilannya, menurutnya dia hanya belajar dari program yang dicanangkan Ridwan Kamil Walikota Bandung tokoh yang selama ini dikaguminya. Untuk menunjang program yang dicanangkannya sendiri Sony telah memberikan contoh warga dengan tidak merokok dan melakukan patroli kampung baik siang maupun malam, ini yang membuat pemuda ini memiliki ritme tidur yang tidak menentu, menurut Farikha Hanim istrinya jam tidur Sony tergantung kesempatan, karena kegiatan patroli kampung itu menjadikan jam tidur tidak teratur.
Selain menjadi ketua RW kesibukan sehari-hari Sony adalah berdagang ayam di pasar Genteng Surabaya. Setiap hari pukul 02.00 telah siap di tempat pemotongan ayam untuk kulakan ayam yang akan di jual di pasar Genteng. Kadang ia juga harus melayani sendiri pelanggan di pasar jika ada pegawai yang tidak masuk. Selain berdagang Sony juga menjadi ketua pengurus Yayasan At Tibyan sebuah lembaga pendidikan yang mengelola TK – SD. Di awal merintis sekolah ini Sony bahkan sempat menjadi kepala TK At Tibyan dan setelah sekolah sudah stabil dan memiliki banyak murid & guru, dia mengelola yayasannya.
Tidak mudah bagi seorang pemimpin dapat diterima banyak kalangan terutama dalam usia yang masih muda memimpin masyarakat yang usianya jauh lebih tua darinya. Keberhasilan Magister Ilmu Komunikasi Universitas drSoetomo Surabaya ini tidak lepas dari kepandaianya mengambil hati orang lain dan bijaksana dalam mengambil keputusan demikian penjelasan Farikha istrinya.
Senin bebas rokok merupakan salah satu program unggulan RW I Dukuh Setro, setiap hari senin siapapun yang berada di kampong itu dilarang keras merokok di tempat umum. Terdapat patrol kampung yang akan langsung menegur jika mendapati siapapun baik penduduk setempat maupun tamu yang kedapatan merokok di tempat umum RW I Dukuh Setro.
Patroli ini tidak hanya memastikan tidak adanya asap rokok melainkan juga sampah yang dibuang atau mengotori kampung tersebut. Kegiatan kerja bakti digelar secara regular di tiap RT dan RW dalam sedikitnya 3 bulan sekali, tidak heran jika kampong ini berhasil meraih predikat kampung bebas sampah.
Apakah tidak ada resistensi masyarakat terhadap kebijakan tersebut, Sony menjawab “Jika ditanya resistensi tentu ada, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan paling hanya 1 atau 2 orang saja.” Faktor penduduk asli Dukuh Setro turut mendukung kebijakan Sony karena dia tahu betul karakter masyarakatnya. Sejak kecil Sony sangat intens berinteraksi dengan masyarakat setempat sehingga tahu apa saja yang menjadi kebiasaan warganya.
Edukasi adalah sarana memperlancar sosialisasi program pada masyarakat, Sony memilih Sekolah Ibu sebagai salah satu sarana tersebut. Berbekal pengalamannya mengelola lembaga pendidikan Sony menjadikan Sekolah Ibu sebuah agenda wajib bagi ibu – ibu dan kaum perempuan RW I Dukuh Setro untuk memperdalam pengetahuan umum dan membina kesadaran masyarakat akan pentingnya kampung yang bersih, aman, dan nyaman.
Selain program kebersihan dan pendidikan, satu lagi program unggulan di kampung ini adalah simpan pinjam berbasis syariah. Pemberdayaan ekonomi dipandang Sony sebagai hal yang mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, sedangkan masyarakat seringkali harus berhadapan dengan rentenir untuk memenuhi kebutuhan hidup karena untuk mendapatkan pinjaman di Bank tentu terdapat prosedur yang tidak mudah bagi masyarakat terutama ekonomi lemah. Program Koperasi Simpan Pinjam berbasis syariah ini diharapkan mampu mengatasi hal tersebut.
Mengapa harus syariah? Sony beralasan karena dalam system syariah meniadakan unsur bunga. Untuk hal ini dia mensinergikan program sekolah ibu dengan koperasi simpan pinjam. Sekolah ibu juga memberikan pengetahuan tentang keagamaan dan sosial, karenanya diharapkan pada masyakat berstrata atas mampu mengangkat yang strata bawah. Konsep koperasi yang mengenal iuran wajib dan iuran pokok serta kebersamaan dirasakan sangat cocok menjadi media program ini. (Yudha Ansyari Wiranagara Mahasiswa Magister Hukum)
Sumber: http://ift.tt/1VqaqTB