Temui Presiden Rusia, Erdogan Serukan Akhiri Rezim Assad


President Erdoğan: No one sees a better future for Syria with a dictator who killed over 300.000
(Tidak ada seorangpun yang melihat masa depan yang lebih baik untuk Suriah bersama diktator yang telah membunuh lebih dari 300,000 jiwa rakyatnya)

Dalam wawancara yang beliau berikan setelah solat Idul Adha, presiden Erdogan mengemukakan pentingnya kontribusi oleh negara-negara di kawasan untuk mengakhiri perang sipil berdarah di Suriah dan penindasan rezim Assad. Sang presiden juga menambahkan bahwa Turki ingin berkolaborasi dalam level kementerian luar negeri dengan negara-negara 'kunci' demi tercapainya sebuah solusi.

Presiden Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan setelah melaksanakan solat Idul Adha di Istanbul pada Kamis (24/9) pagi, dimana beliau memaparkan penilaiannya mengenai perkembangan terbaru di Suriah dan kemungkinan periode transisi untuk negeri tersebut.

"Sebuah periode transisi dengan atau tanpa Assad memang mungkin. Namun tetap saja, solusi terbaik adalah Suriah tanpa Assad dimana tak seorangpun yang jujur dapat melihat masa depan yang lebih baik untuk Suriah dibawah kepemimpinan diktator yang telah menyebabkan kematian lebih dari 300,000 penduduk sipil," sebut Erdogan.

Setelah melaksanakan solat ied di masjid Hamid-i-Evvel di distrik Emirgan, Istanbul, beliau berkata bahwa dirinya telah mendiskusikan perkembangan terbaru di Suriah dan kawasan Arab dengan presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan hari Rabu (23/9).

"Kami melakukan pertemuan makan malam yang dalam pertemuan itu kami mendiskusikan hubungan bilateral antara Rusia dan Turki, khususnya dalam bidang ekonomi dan kebudayaan. Saya tidak berpikir bahwa pendirian Rusia tentang masalah Suriah sudah jelas. Meski begitu, kami telah memutuskan untuk memulai negosiasi tentang masalah Suriah pada level kementerian luar negeri," demikian dikemukakan Erdogan yang Rabu kemarin bersama Presiden Putin meresmikan Masjid terbesar di Moscow Rusia.

(Baca: Presiden Putin dan Erdogan Resmikan Masjid Agung Moscow Terbesar di Eropa)

"Akan ada pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa sebentar lagi. kami telah memutuskan untuk memulai negosiasi tiga arah di level kementerian luar negeri antara Amerika Serikat, Rusia dan Turki. Bila Iran dan Saudi Arabia ingin bergabung dalam negosiasi, kami akan berkolaborasi dengan mereka dan bersama-sama melanjutkan negosiasi," Erdogan menambahkan, lebih lanjut mengatakan fakta bahwa Uni Eropa dan negara-negara lain di kawasan seperti Jordania dan Qatar dapat juga berkontribusi dalam negosiasi tersebut.

Menambahkan bahwa rakyat Suriah menginginkan Assad untuk pergi, beliau mengatakan bahwa bukan rahasia lagi bahwa Iran dan Rusia mendukung rezim Assad dan keluuarganya. "Kami berharap Rusia akan berkolaborasi dalam hal ini. Saya memberitahu Putin kemarin bahwa Assad ingin membangun negara Suriah baru berbentuk "butik" yang terdiri dari hanya 15 persen total wilayah Suriah yang hanya terdiri dari Damaskus, Hama, Homs dan Latakia (basis utama Syi'ah Nusyairiyyah di Suriah). Keinginan sesungguhnya Assad adalah membangun negara kecil di sepanjang pantai mediterania yang didukung/dibeking oleh beberapa kekuatan global," Erdogan menambahkan.

Sumber: dailysabah