JANGAN BERQURBAN SEPERTI QABIL!


Pada mulanya adalah niat suci. Niat ini semestinya menuntun kita membuat persembahan paling baik untuk-Nya. Tak ada maksud apapun dengan domba yang paling gagah itu, tak ada niat apapun dengan sapi yang paling sempurna itu kecuali semata agar Allah ridha dengannya.

Inilah qurban Habil. Tidaklah Habil berqurban kecuali semata karena Allah memerintahkannya. Karena ingin taat dengan-Nya. Persembahan terbaiknya itu tidak sedikitpun bercampur pamrih.

Tetapi Allah tak pernah luput pandang. Saat seorang hamba berqurban, Dia yang Maha Melihat mengetahui dari mana hewan udhiyyah itu didapatkan, bagaimana cara mendapatkan, bagaimana sikap hamba saat qurban berlangsung, dan apa yang menggumpal di dalam hatinya.

Maka, Allah dengan Raqib dan Atid-Nya tak sedikitpun lalai mencatat qurban-qurban yang semata pencitraan. Domba atau sapi yang diserahkan itu menjadi benda pengantar ketokohan, pengangkat popularitas yang membuatnya dipuji sebagai orang baik.

Raqib dan Atid sigap menilai apakah seseorang menuntun udhiyyah karena gengsi dan pamer kekayaan, hingga orang-orang yang melihatnya sebagai orang sukses yang dermawan. Orang sukses yang peduli.

Pena Raqib dan Atid secepat kilat mengisi kolom catatan para hamba yang qurbannya sekedar penarik simpati, berqurban agar orang-orang memilihnya di panggung politik.

Allah tiada hilang pandang atas mereka yang memamer ibadah untuk pujian manusia, bukan untuk ridha-Nya.

Inilah Qurban Qabil. Qurban demi Iqlima, sebuah lambang keindahan duniawi yang membuatnya silau mata dan hati. Qurban yang di balik itu ada kepentingan-kepentingan.

وَٱتۡلُ عَلَيۡہِمۡ نَبَأَ ٱبۡنَىۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانً۬ا فَتُقُبِّلَ مِنۡ أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأَخَرِ قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَ‌ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ

"Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam [Habil dan Qabil] menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua [Habil] dan tidak diterima dari yang lain [Qabil]. Ia berkata [Qabil]: "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima [korban] dari orang-orang yang bertakwa". (QS Al Maidah:27)

Jangan berqurban seperti Qabil.

(Yazid Subakti)