Sebuah kelompok Pro Palestina telah membuat petisi online yang mendesak Bon Jovi untuk "mempertimbangkan kembali konser di Negara apartheid Israel," yang dijadwalkan 3 Oktober 2015 di Tel Aviv.
Kelompok Pro Palestina yang tergabung dalam gerakan "PACBI The Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel" (Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya terhadap Israel) membuat petisi melalui situs change.org. Mereka menyatakan bahwa konser Bon Jovi telah digunakan untuk mengalihkan perhatian terhadap kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.
"World renowned band, Bon Jovi, is scheduled to perform in Israel on October 3rd. We ask the members of the band, Jon Bon Jovi, David Bryan, and Tico Torres, to reconsider their concert in apartheid Israel, until Israel complies with international law and respects the rights of the indigenous Palestinian people." Tulis petisi yang sampai saat ini sudah memiliki 2.918 tanda tangan.
Ini bukan pertama kalinya sebuah organisasi Pro Palestina telah meminta artis internasional untuk memboikot Israel.
Pada bulan Mei, vokalis hip-hop Amerika Lauryn Hill membatalkan konsernya yang dijadwalkan di Rishon Lezion setelah anggota BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) melalui media sosial meyakinkan Hill untuk tidak melakukan konser. Mereka membuat sebuah petisi online, sebuah hashtag #KillingMeSoftly, meme menggambarkan gambar Lauryn Hill dengan kata-kata "Hey Lauren You’re #KillingMeSoftly," serta video dari aktivis pro-Palestina menyanyikan versi mereka dari lagu hit.
Dalam beberapa tahun terakhir, musisi seperti Sinead O'Connor, Talib Kweli dan, baru-baru ini, Sonic Youth Thurston Moore telah hadir dengan tekanan dari organisasi pro-Palestina untuk memboikot Israel.
Awal tahun ini, sekitar 700 artis Inggris berjanji untuk memboikot Israel dalam sebuah inisiatif yang disebut "Artists for Palestine". Para artis dan musisi yang mencakup Roger Waters (eks vokalis Pink Floyd), Brian Eno, Mike Leigh, Ken Loach, Richard Ashcroft, dan lain-lain, berjanji bahwa mereka "tidak akan terlibat dalam hubungan budaya dengan Israel." (@maspiyungan)