IMF Merayu, Media Pura-pura Lugu, dan Buruh pun Tertipu


Oleh Adi Supriadi, MM*

Mencoba meninjau ulang demo buruh pada tanggal 1 September kemarin. Terkadang arus bawah suka dimanfaatkan untuk kepentingan orang atas, orang arus bawah bisa saja saat diperintah aksi demo mereka berangkat demo dengan tuntutan yang logis tentunya, tetapi tanpa sadar arus bawah lebih sering dimanfaatkan oleh kepentingan orang atas

Ini pertanyaan saya, “Mungkinkah ada deal khusus antara Jokowi dengan Said Iqbal, presiden KSPI?” Dalam politik semuanya serba mungkin.

Coba tanyakan kekuatan mana yang bisa dibuat masif selain kekuatan buruh, di perintah demo berangkat demo, diperintah mogok mereka mogok.

Jika ingin ditelisik sudah jauh hari rencana IMF mau datang ke Indonesia, bukankah selama ini bangsa kita antipati terhadap IMF yang telah membuat bangsa ini menderita karena mereka adalah rentenir yang menguras harta benda Indonesia dengan riba, memberikan pinjaman dan pinjaman tanpa habis bunganya, bunga berbunga dan membuat bangsa ini sekarat.

Lalu, bagaimana caranya agar isu kedatangan Bos IMF ini tidak terlihat besar? Maka mungkin saja Jokowi “memanfaatkan” Said Iqbal dengan merencanakan demo yang terstruktur dan besar.

Banyak yang tidak tau bukan? Sebagai orang media non-formal Saya mendapatkan bocoran sebelum Demo buruh dilangsungkan seluruh Pemimpin Redaksi Media Elektronik, Cetak dan Online dikumpulkan di suatu tempat, arahannya adalah Blow up secara besar Informasi Demonstrasi buruh, targetnya adalah issue Bos IMF tidak terdengar.

Secara emosional kaum buruh senang sekali dengan mengatakan, “Wow, demo kita kemarin diliput semua TV dan koran loh. Kita bangga sebagai bagian dari organisasi kita ini”

Saya sedih, mengapa kita begitu mudah dimanfaatkan, dipolitisir dan tanpa sadar kita terjebak dalam kepentingan jahat orang lain.

Pernahkah Anda bertanya, “Mengapa Aksi Damai PARADE TAUHID” tidak ada beritanya di media manapun kecuali media Islam itupun hanya online. Banyak tokoh besar umat Islam di sana. Ratusan ribu yang hadir, nggak ada beritanya. Anda tahu kenapa? Karena semua media kini sudah menjadi milik REZIM JOKOWI. Tergantung kepentingan mereka mau diarahkan ke mana.

Ada yang bertanya dengan bantahan kepada saya, tapi kan groupnya Aburizal Bakrie ada di KMP yang menjadi oposisi pemerintah? Saya jawab, “Kalau begitu Anda coba tanyakan mengapa isu besar umat Islam tidak menjadi berita besar Media Aburizal Bakrie?”

Sejarah Golkar itu tidak pernah keluar dari lingkaran Pemerintah, Jika PAN berani terang-terangan pindah ke Jokowi dan meninggalkan Prabowo, maka GOLKAR bisa memainkan kakinya di dua tempat, Satu kaki secara organisasi berada di KMP di mana pengaruhnya tidak terlalu besar bagi pembentukan opini oposisi, tetapi kaki yang satunya melalui corong media yang mereka miliki ada di Jokowi.***

*Adi Supriadi, MM, HR Manager PT Hitachi Power Systems Indonesia, tinggal di DKI Jakarta.

Sumber: Dakwatuna