Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Kyai Haji Said Aqil Siradj, mengaku tidak bermaksud menghina atau melecehkan siapa pun terkait pernyataan dia perihal jenggot. Menurut dia, lontarannya mengenai jenggot hanya guyon atau bercanda.
"Itu kan guyon saja. Masalah jenggot itu bercanda," ujar Said kepada VIVA.co.id di kantor PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, isu mengenai jenggot ini memicu kontroversi di masyarakat. Pasalnya, orang nomor satu di PBNU itu dinilai melecehkan umat Islam yang merawat jenggot karena dianggap mengurangi kecerdasan. Selain itu, pernyataan Said dinilai bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad yang meminta umatnya untuk merawat jenggot.
Persoalan jenggot ini bermula saat KH Said Agil berkelakar dalam ceramahnya. Ia mengatakan, memanjangkan jenggot merupakan budaya Arab. Untuk itu tidak harus dilestarikan.
Said juga menilai, jenggot memiliki hubungan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Menurut dia, semakin panjang jenggot seseorang, maka kecerdasannya semakin berkurang. Pernyataan ini langsung memicu kemarahan sejumlah kalangan.
Melalui layanan periscope @SeputarNU KH Said menyatakan, memelihara jenggot memang termasuk salah satu sunnah Rasullah SAW. Konsekuensinya, orang yang memanjangkan jenggot harus mengikuti perilaku dan akhlak Rasulallah.
Karena misi yang paling subtansi dari Rasulallah adalah membangun akhlakul karimah, bukan sekadar aksesoris, tapi akhlaknya jauh dari perilaku akhlak mulia seperti yang ditunjukkan Rasulallah. (ren)
Sumber: http://ift.tt/1KsaLU2