5000 MABA, Dosen dan Rektor Padati Masjid Kampus ITS "Gerakan Subuh Jamaah"


Masjid Kampus ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya), Masjid Manarul Ilmi membludak. Kejadian tersebut bermula ketika ribuan mahasiswa baru (MABA) 2015 yang muslim berbondong memasuki pelataran masjid untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Tak ayal, area parkir mobil Masjid pun menjadi pelataran shalat untuk menunaikan kewajiban sebagai muslim karena membludaknya jamaah.

Seperti diberitakan situs its.ac.id, Shubuh pagi itu (Sabtu, 29/8/2015) menjadi awal peresmian "Gerakan ITS Cinta Shubuh" yang dicanangkan oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSCEs PhD. Tak kurang dari 5000 jamaah yang sebagian besar berasal dari MABA, ditambah dosen dan masyarakat umum pun tumpah ruah memadati Masjid Manarul Ilmi.

Dalam sambutannya, Rektor ITS tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada jamaah dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS yang bisa mengarahkan mabanya untuk mengikuti acara tersebut.

Prof Joni menginginkan MABA muslim ITS tidak hanya mencari gelar dan ilmu semata. Namun, mencari bekal untuk di akhirat terutama untuk mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT. Ada pun alasan ia memilih waktu subuh karena mempunyai banyak manfaat dari sisi kerohanian, jasmani, dan rezeki.

"Dalam hadits Nabi, Allah akan menjamin kehidupan makhluk-Nya mulai dari bangun sampai tidur jika melakukan solat subuh berjamah di masjid," ujar rektor yang terinspirasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan gerakan subuh jamaahnya. (baca: Rektor ITS Terinspirasi Erdogan)

Usut punya usut, demi mendukung peresmian gerakan ini, Joni telah menitipkan kunci rumah dinas Rektor ITS kepada Presiden BEM ITS sebagai tempat bermalam untuk mengindekoskan MABA yang tinggal jauh dari ITS. Bus ITS juga dikerahkan untuk menjemput MABA agar tidak telat datang ke masjid. Hal ini, ujarnya, agar MABA tidak merasa khawatir saat berjalan di malam hari.

Mengenai pro dan kontra, Joni tidak menampikkan gerakan yang dicanangkannya tentu tidak lepas dari pandangan semua orang. Namun, ia merasa hal tersebut sudah wajar terjadi. Baginya, sesama muslim tentu harus saling mengingatkan dan menasehati. Ia pun memilih diam untuk menghindari perdebatan dan membiarkan sentimen negatif mengenai dirinya. Menurutnya, hasil dari gerakan ini hanya bisa dilihat saat di belakang. "Contohnya orang tua yang belum mengerti dan tahu manfaat dari subuh berjamaah," ujar mantan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS tersebut.

Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSCEs PhD saat bertemu dengan ustadz Yusuf Mansur

Selanjutnya, untuk lebih memotivasi gerakan ini agar tidak luntur, ia akan membicarakan lebih lanjut dengan pihak Jamaah Masjid Manarul Ilmi untuk program selanjutnya. Rencananya, program ini akan dilaksanakan setiap penerimaan maba ITS selama masa kepengurusannya. "Setiap ospek maba tahun berikutnya akan diarahkan mengikuti gerakan ini," tandasnya.