Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais memberikan pernyataan seputar pertemuan Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (2/9) kemarin. Dalam pertemuan itu Zulkifli Hasan menyampaikan PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Atas hal tersebut, Amien Rais siang ini (Kamis, 3/9) menyampaikan konferensi pers di Yogyakarta. Dalam siaran pers yang disampaikan kepada media, Amien Rais menulis sebanyak lima halaman yang diberi judul "Supaya Indonesia Tidak Runtuh".
Berikut kutipan konferensi pers (halaman 5):
"Nah, pertemuan Ketum PAN dan Jokowi harus diletakkan dalam perspektif ini. Kalau pertemuan itu hanya langkah awal dari apa yang saya harapkan, yaitu memadu kekuatan politik bangsa untuk menghadapi krisis ekonomi yang sedang kita hadapi, tentu harus kita syukuri. Tetapi kalau hanya berhenti sampai sekedar membujuk PAN masuk ke pemerintahan dengan perhitungan remeh-temeh agar jumlah kursi pemerintah di parlemen lebih besar dari oposisi dan PAN dikasih imbalan dua atau tiga kursi kabinet maka hakikatnya sedang ada usaha pecah belah kekuatan politik yang mengindikasikan panggung politik lebih runyam dan gaduh.
Bila Golkar berhasil dipecah, PPP berhasil diadu domba maka rangkulan pemerintah pada PAN bisa menjadi rangkulan maut. Sejak dahulu Ketum PAN sudah menegaskan bahwa berjuang diluar pemerintahan sebagai kekuatan oposisi yang rasional, etis dan bertanggungjawab juga cukup mulia, semulia mereka yang berada dalam pemerintahan.
Kita masih menunggu perkembanhan dalam beberapa hari ini, apakah langkah awal itu akan bermuara pada koalisi nasional yang benar-benar bekerja untuk kepentingan bangsa ataukah hanya manuver politik yang tidak terlalu bermakna. Reshuffle jilid satu tidak berdampak apa-apa. Jangan-jangan reshuffle ke dua, kalau hanya tambal sulam, dan tidak diletakkan dalam perspektif jangka panjang, bisa berakibat lebih buruk lagi.
Karena itu resep saya Cuma satu: semua elemen bangsa duduk bersama, dalam suasana saling percaya, dengan satu tujuan: andaikata spiral ekonomi Indonesia terpaksa harus terjadi, bangunan politik nasional (persatuan dan kesatuan bangsa) tidak pernah boleh goyah. Kalau yang meminpin pertemuan kebangsaan itu langsung oleh Presiden dan wakil presiden sendiri, tentu tidak ada yang perlu kita curigai."
M. Amien Rais