Erdogan Ingin Menjadi Seperti Ratu Inggris



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menepis kritik bahwa dia dikabarkan berusaha untuk menjadi seorang sultan atau khalifah, ia mengatakan hanya ingin seperti layaknya Ratu Inggris Elizabeth II.

Erdogan katakan hal itu di TRT channel, siaran TV milik pemerintah pada hari Kamis (29/1/2015) bahwa keinginannya untuk memperluas peran presiden dengan tidak merusak pakem demokrasi – dengan merujuk  kerajaan Inggris sebagai contoh.

“Menurut pendapat saya, Inggris adalah semi-presiden. Unsur dominannya adalah Ratu,“ kata Erdogan.

Inggris adalah monarki konstitusional, diatur oleh sistem parlementer, tapi raja memegang kekuasaan hanyalah simbolik.

Komentar Erdogan muncul setelah kritik dari oposisi bahwa ia akan bertindak seperti khalifah “sultan Ottoman”.

Erdogan mengatakan bahwa kenapa para pemimpin dari sistem presidensial seperti di Amerika Serikat, Brazil, Korea Selatan, Meksiko dan lain lain, mereka semua tidak dituduh bertindak seperti raja.

“Maksudku, mengapa hanya monarki saja yang disebut ketika ide seperti ini diwacanakan di Turki?” Tanya Erdogan.

Erdogan menjadi presiden pada bulan Agustus 2014 setelah lebih dari satu dekade sebagai perdana menteri, namun oposisi menuduhnya mengubah negara dengan memberlakukan Islamisasi secara bertahap dengan mengindahkan demokrasi.

Pemilihan Agustus adalah pertama kalinya untuk memilih seorang presiden Turki, dan telah dipilih langsung oleh rakyat. Erdogan menegaskan ia kini memiliki mandat rakyat untuk menjadi pemimpin yang aktif dan kuat.

Turki  mengadakan pemilihan parlemen pada bulan Juni, dengan mayoritas parlemen adalah pro-Erdogan, yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). (Arby/Dz/ermuslim.com)