"Super Murabbi, Super Husband, Super Kader"
Oleh: Cahyadi Takariawan
Menjadi anggota DPRD Provinsi, kira-kira apa bayangan anda tentang sosok dirinya? Sibuk, sangat banyak urusan dan pekerjaan, sangat padat jadwal agenda harian. Saya kira seperti bayangan kita, dan memang senyatanya juga demikian. Anggota dewan provinsi tentu sangat padat kegiatan, waktunya habis untuk menunaikan amanah dan sering merasa kekurangan waktu untuk mengerjakan hal-hal lainnya. Maklum, sebagai wakil rakyat tentu ada sangat banyak hak harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Namun benarkah kesibukan menjadi anggota DPRD membuat seseorang kader tidak lagi memiliki waktu untuk hal-hal lain di luar tugas pokok dan fungsinya sebagai legislator? Karena terlalu sibuk di dewan dan sudah memiliki amanah berdakwah di dewan, sehingga mendapat permakluman untuk tidak melaksanakan beberapa tugas lainnya sebagai kader dakwah. Misalnya dimaklumi untuk tidak melakukan pembinaan tarbawiyah walau hanya satu kelompok binaan pun. Dimaklumi untuk tidak hadir tepat waktu dalam agenda rapat rutin atau dalam acara kaderisasi, karena kesibukan dewan.
Dimaklumi untuk tidak ikut mabit karena malam harinya sudah lelah setelah kerja kantor diteruskan kunjungan konstituen. Dimaklumi tidak hadir acara tatsqif karena padatnya agenda dewan. Dan sejumlah permakluman lainnya yang sangat banyak.
Benarkah memang sudah tidak memiliki waktu sama sekali?
Belajar Kepada Seorang Kader
Mari saya ajak anda semua untuk belajar kepada seorang sosok kader yang ---menurut ukuran saya--- luar biasa. Saya katakan luar biasa, karena saya tidak bisa memenuhi kualifikasi seperti dirinya. Ya, tidak bisa, dan tidak terbayang bagi saya untuk bisa bersikap serta berbuat seperti yang ia lakukan. Kader istimewa ini, tidak saya sebut namanya, sungguh banyak pelajaran bisa kita ambil darinya. Tentu saja sebagai manusia ia punya kekurangan, kelemahan dan kesalahan. Tapi kita belajar dari kelebihan dan keistimewaannya saja untuk memotivasi kita.
Ia adalah anggota DPRD di Provinsi DI Yogyakarta. Sudah tiga kali ia menjadi anggota dewan, dimulai sejak menjadi anggota DPRD Kabupaten, dan sekarang di Provinsi. Sebagaimana sosok anggota dewan yang sering digambarkan penuh kesibukan, demikian pula dirinya. Ia sangat sibuk dengan urusan menjadi wakil rakyat tingkat provinsi. Sehari-hari ia melaksanakan amanah DPRD Provinsi semaksimal tenaga dan pikiran yang bisa ia berikan.
Apa kelebihan sosok kader yang satu ini? Ingin tahu? Bener nih, ingin tahu atau ingin tahu banget? Aduh, diberi tau gak ya..... :)
Ah, sudahlah, saya beri tahu saja yaaa..... Ini kelebihan dan keistimewaan kader tersebut. Sangat banyak sih, tapi cukup saya sampaikan 5 dulu saja ya.....
1. Disiplin dan Tepat Waktu
Ia dikenal sebagai sosok kader yang sangat disiplin dan selalu tepat waktu dalam berbagai kegiatan. Bisa dikatakan, ia tidak pernah terlambat dalam semua aktiviktas yang harus dihadirinya. Baik acara dewan, acara partai, acara keluarga, dan bahkan acara kemasyarakatan. Jika ia terlambat, tentu ada kondisi yang memang tidak memungkinkannya untuk datang tepat waktu.
Semua teman dekatnya mengakui hal ini. Sulit bagi rata-rata kita untuk hadir tepat waktu dalam berbagai aktivitas. Namun kader yang satu ini sepertinya tidak memiliki kesulitan sebagaimana yang orang lain rasakan. Ia membuktikan selalu disiplin dan tepat waktu dalam semua kegiatan. Ayahnya yang polisi ikut andil dalam menciptakan karakter disiplin ini. Namun yang lebih lagi adalah sebuah taujih dari ustadz Hilmi Aminuddin agar kader selalu indibath, yang sangat membekas dalam jiwanya.
2. Banyak Tilawah Al Qur’an
Ia memanfaatkan waktu yang dimilikinya untuk banyak tilawah Al Qur’an. Dalam perjalanan di pesawat, atau kereta api, atau ketika rombongan dengan mobil, tidak pernah disia-siakan begitu saja. Ia selalu melewatkan waktu senggang dengan tilawah Al Qur’an. Rata-rata ia membaca 3 juz dalam sehari. Bahkan saat Ramadhan, ia bisa membaca 8 juz sehari.
Kebanyakan kita jika melakukan perjalanan dalam rombongan, cenderung menghabiskan waktu dengan bercanda dan mengobrol. Tidak demikian dengan dirinya. Ia selalu menghabiskan waktu perjalanan dengan tilawah Al Qur’an. Jika lelah, ia akan tidur di perjalanan tersebut. Demikian pula waktu senggang menunggu dimulainya rapat. Orang lain menunggu rapat sambil mengobrol, ia menunggu rapat sambil tilawah Al Qur’an.
3. Banyak Amanah Dakwah
Selain menjadi anggota DPRD Provinsi, ia juga memiliki lembaga pendidikan Islam sejak jenjang TK hingga SMA. Jumlah seluruh lembaga pendidikannya sekarang ini tercatat 47 yang tersebar di berbagai daerah di Provinsi tempat tinggalnya. Ia menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan yang menaungi sekolah-sekolah Islam tersebut. Sudah bisa dibayangkan betapa sibuk dirinya.
Ia juga menjadi pengurus partai politik di tingkat provinsi. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Sangat banyak amanah dakwah yang diembannya, selain di lembaga legislatif.
4. Hidup Happy dengan Tiga Istri
Dengan istri pertamanya, ia tidak dikaruniai anak hingga usia pernikahan sepuluh tahun. Terdorong ingin memiliki keturunan, ia berdiskusi dengan istri pertama untuk menikah lagi. Istri pertama bisa menerima, bahkan ikut terlibat dalam proses pernikahan kedua suaminya. Setelah menikah lagi, beberapa bulan kemudian ternyata kedua istrinya hamil. Namun istri kedua keguguran, sedangkan istri pertama melahirkan dengan cesar.
Sampai sekarang istri pertama memiliki 3 anak, semua dengan cesar, sehingga sudah tidak diperkenankan memiliki anak lagi. Sedangkan istri kedua belum dikruniai anak sampai sekitar enam tahun pernikahannya. Karena ingin memiliki anak lagi, ia bermusyawarah dengan dua istrinya untuk menikah yang ketiga kali. Kedua istrinya mengizinkan, bahkan kedua istrinya itulah yang melamarkan calon istri ketiga. Seluruh pernikahannya dilakukan dengan proses yang baik dan dengan legal formal melalui prosedur resmi pemerintahan.
Kini ia hidup bahagia dengan ketiga istrinya. Hari Rabu dan Jumat jatah di rumah istri pertama. Senin dan Kamis jatah di rumah istri kedua. Selasa dan Jumat jatah di rumah istri ketiga. Sedangkan hari Ahad digunakan untuk bersama-sama ketiga istrinya, atau sesuai kebutuhan yang ada. Setiap jam 06.00 pagi ia sudah tiba di rumah istri sesuai jatah giliran waktunya. Ketiga istrinya hidup rukun, bahkan biasa membuat acara mabit bertiga di rumah salah seorang dari mereka.
5. Memiliki 12 Kelompok Halaqah Tarbawiyah dan 1 Majelis Taklim Rutin Pekanan
Yang paling hebat adalah, ia memegang duabelas (12) kelompok halaqah tarbawiyah dari berbagai levelnya. Bahkan masih ditambah satu majelis taklim. Semua rutin pekanan. Jadi dalam satu pekan, ia mengisi rutin 13 forum atau 13 kelompok. Sangat produktif bukan? Di saat banyak kader tidak memegang kelompok binaan, kader yang pejabat publik dan memiliki tiga istri ini memiliki 12 kelompok binaan tarbiyah dan 1 kelompok majlis taklim. Semua rutin pekanan.
Bagaimana Dengan Kita?
Lalu bagaimana kita ini? Bukan anggota dewan, bukan pejabat publik, istri ‘hanya’ satu saja, amanah dakwah tidak seberapa, ternyata tilawah Al Qur’an hanya sedikit saja dan bahkan banyak di antara kita yang tidak membina kelompok tarbiyah ataupun majelis taklim. Lalu apa kesibukan kita selama ini?
Lalu apa kontribusi kita bagi perkembangan dakwah jika tidak terlibat dalam proses rekrutmen dan membina kelompok tarbiyah serta majelis taklim? Apa yang menghabiskan waktu kita selama ini? Apa yang menghilangkan kenikmatan kita dalam membina halaqah sehingga tidak melakukannya?
Bagaimana kita ini?