Presiden AS Barack Obama berada di Riyadh pada Selasa, 27 Januari 2015 untuk memberikan penghormatan kepada almarhum Raja Saudi Abdullah. Kunjungan ini, yang membuatnya mempersingkat kunjungan penuh sensasi ke India, menggarisbawahi pentingnya hubungan AS-Saudi -yang kini di bawah pengaruh kuat AS. Namun ternyata, di media sosial, perhatian publik justru tak terfokus pada Obama, melainkan pada hal lain: pakaian istri Obama.
Sebagai mana dituliskan oleh Associated Press, Michelle Obama, tidak mengenakan penutup kepala atau kerudung, pada hari Selasa itu, Di Arab Saudi, hal itu sangat tak lumrah. Arab Saudi adalah salah satu negara di dunia yang mengharapkan perempuan menutup kepala mereka, dan banyak perempuan di sana bahkan menggunakan cadar.
Meskipun, pemerintah Saudi membuat pengecualian dibuat untuk orang asing dan Michelle, yang ketika itu menggunakan pakaian longgar yang menutup lengannya, semestinya termasuk dalam pengecualian tersebut. Dalam beberapa foto resmi Kerajaan, beberapa tamu asing perempuan juga nampak tak berkerudung. Dan para pemimpin Saudi di masa lalu telah banyak bertemu dengan tamu-tamu kerajaan, perempuan-perempuan asing yang tak berkerudung.
 |
| Sumber: Washington Post |
Lebih dari 1500 kicauan menggunakan hashtag berbahasa Arab yang kalau diterjemahkan, kira-kira serupa dengan #Michelle_Obama_unveiled, mengkritik Ibu Negara Amerika Serikat itu. Beberapa pengguna menunjukkan bahwa pada perjalanan baru ke Indonesia, Michelle telah dikenakan jilbab. Mengapa tidak di Arab Saudi?
Tak semua respon dalam kicauan tersebut bernada negatif. Ahram Online mencatat, beberapa pengguna Twitter mengatakan, tak seharusnya Michelle mendapat kritikan terlalu luas, pasalnya, kunjungan Obama ke Arab Saudi adalah kunjungan dadakan yang sangat singkat. Televisi resmi Saudi justru menunjukkan gambar Michelle yang tak berkerudung, meskipun beberapa orang mengaku foto Michelle telah mengalami proses olah digital dengan disamarkan atau diblur ( Beberapa foto Michelle yang tersebar luas dengan diblur, sepertinya dilakukan oleh para amatir, bukan oleh media resmi.)
Bagaimanapun, kunjungan Obama ke Arab Saudi bertepatan dengan kritik luar biasa dunia internasional terhadap isu hak asasi di Arab Saudi, terutama mengenai hukuman cambuk seorang blogger, Raif Badawi yang menghina Islam. Perjalanan ini nampaknya dirancang untuk tak bersifat politis, karena Obama mengatakan, ia tak ingin membahas soal Badawi dengan Raja Arab Saudi yang baru, King Salman. Namun di Arab Saudi, disengaja atau tidak, tindakan sederhana berupa tak berkerudung, bisa menjadi sebuah pernyataan politis. [Adam Taylor- washingtonpost]