Berdasarkan kajian Tim Universitas Sumatera Utara (USU), program beras miskin (Raskin) bukan hanya telah membantu rumah tangga miskin dalam memperkuat ketahanan pangannya, namun juga sekaligus menjaga stabilitas harga.
Demikian disampaikan mantan Staf Khusus Presiden SBY bintang Bantuan Sosial dan Benda, Andi Arief. Andi melanjutkan hasil kajian itu, bahwa Raskin juga telah mengurangi permintaan beras ke pasar oleh sekitar 15,5 juta sampai 18,5 juta jiwa.
"Dampak Raskin terhadap stabilisasi harga terlihat pada saat Raskin hanya diberikan kurang dari 12 bulan, seperti pada tahun 2006 yang cuma 11 bulan dan tahun 2007 yang cuma 10 bulan," ungkap Andi Arief dalam keterangan beberapa saat lalu, Rabu, 25 Februari 2015.
Saat itu, ungkap Andi, harga beras akhir tahun 2006 dan awal 2007 serta akhir tahun 2007 dan awal 2008 meningkat tajam. Pada saat itulah, pemerintah melakukan Operasi Pasar Murni (OPM) dan Operasi Pasar Khusus dari Cadangan Beras Pemerintah (OPK-CBP).
"Apakah kenaikan harga ini karena Raskin belum dibagi? Bahkan akan dihapus oleh kabinet kerja dan diganti uang tunai? Sebagai catatan, awalnya program Beras ini hanya untuk darurat pada1998-2003, kemudian menjadi program unggulan untuk perlindungan sosial yang menjangkau 15,5 juta sampai 18,5 juta jiwa pada 2003-2014. Hati-hati menghapus program ini," tegas Andi Arief. [rmol]