Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat terdapat 696 kejadian kebakaran sepanjang 2014 yang menyebabkan 3.221 orang mengungsi.
Puncak kebakaran terjadi pada September dengan 99 kejadian yang menimpa 99 RT dan 99 RW. Peristiwa tersebut menyebabkan 1.280 orang mengungsi dan menimbulkan kerugian senilai Rp613.592 juta.
Disusul Agustus dengan 88 kebakaran yang menghanguskan 88 RT dan 90 RW. Diperkirakan banyaknya kejadian kebakaran pada September dan Agustus akibat musim kering yang memudahkan api merembet cepat.
Sementara kejadian kebakaran paling sedikit di Januari dengan 12 kejadian di 11 RW dan 12 RT.
Penyebab terbanyak kebakaran, menurut data BPBD, diakibatkan korsleting listrik. Korsleting listrik menyebabkan 648 kebakaran di Jakarta sepanjang 2014.
Pada periode September 2014, tercatat paling banyak kebakaran yang diakibatkan korsleting listrik dengan sebanyak 88 kejadian. Sementara yang diakibatkan oleh ledakan tabung gas hanya 22 kali sepanjang 2014, sisanya diakibatkan pembakaran sampah, lilin, dan lain-lain.
Kebakaran di DKI Jakarta menelan kerugian yang sangat besar karena permukiman yang dilalap api sebagian besar adalah rumah permanen yakni sekira 1.967 rumah, sedangkan rumah semipermanen hanya berjumlah 531 rumah.
Kebakaran melalap rumah semipermanen paling banyak terjadi di Juni 2014 yakni mencapai 452 rumah walaupun jumlah laporan kebakarannya hanya 56 rumah.
Salah satu kebakaran besar yang dilaporkan terjadi adalah pada Selasa sore di belakang Jalan Lautze, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kebakaran telah menghanguskan 400-an rumah warga yang menimpa 15 RT dengan korban terdampak sebanyak 2.000 jiwa.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat mengunjungi para pengungsi korban kebakaran di Stasiun Sawah Besar tadi malam. Dijadwalkan, Wagub kembali mengunjungi korban pagi ini.
Dinas Sosial DKI Jakarta telah menyalurkan bantuan, di antaranya, berupa makanan siap saji untuk sarapan para korban..