Dampak Pemenggalan Kenji Goto, Masjid-masjid di Jepang Terancam. Inikah Tujuan ISIS?




Sungguh berat menjadi seorang Muslim di Jepang. Di hampir setiap sudut masjid yang terserak namun tak seberapa banyak, kaum Muslimin Negeri Matahari Terbit ini belakangan mendapatkan serangan dari berbagai pihak. Serangan itu, utamanya berdasarkan pada sentimen anti-ISIS.



“Mampus,” “Agama pembunuh” dan “Saya benci melihat orang Muslim,” serta ancaman seperti “Keluar dari Jepang sekarang juga jika kalian tidak ingin dibunuh” adalah beberapa slogan yang sekarang ini ramai di masjid-masjid Jepang. Demikian seperti dilansir oleh Japan Times pada hari Senin, (23/2/2015).



Menurut Asosiasi Muslim Jepang yang berbasis di Tokyo, ada sekitar 70 dan 80 masjid di Jepang.



Di antara masjid tersebut, 16 di antaranya menerima ancaman kasar baik melalui telefon ataupun email. Terhitung masjid di Sapporo, Tokyo, Yokohama, Nagoya, Ichinomiya, Aichi, dan Niihama, Ehime, dilaporkan mengalami penistaan.



Aksi-aksi ini muncul seiring dengan dirilisnya sebuah video pada tanggal 1 Februari oleh ISIS yang menunjukkan pemenggalan wartawan Jepang Kenji Goto. Video sebelumnya menunjukkan sandera lain, Haruna Yukawa, bernasib yang sama.



Pihak masjid yang menerima ancaman-ancaman, langsung menghubungi polisi setempat untuk mendapatkan saran sehubungan langkah-langkah keamanan.



Harapan



Di tengah meningkatnya prasangka, beberapa orang Jepang menawarkan dukungan kepada kaum Muslimin Jepang.



Misalnya saja, seorang mahasiswa pascasarjana Muslim diusir dari sebuah apartemen di Sendai yang bersumpah tidak akan lagi sudi menyewakan kepada mahasiswa Muslim, namun para pemilik lain ternyata menawarkan apartemen mereka kepada para mahasiswa Muslim.



Meskipun serangan meningkat, termasuk kecaman yang sangat kasar ada sebuah masjid di Nagoya, banyak karangan bunga yang dikirim ke masjid dengan pesan, “Berharap tidak akan ada lagi prasangka.”



Islam dimulai di Jepang pada tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus orang Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia.



Pada tahun 1930, jumlah Muslim di Jepang mencapai sekitar 1000 dari asal yang berbeda.



Gelombang lain migran yang meningkatkan populasi Muslim mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, bersama dengan pekerja migran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh.



Di Jepang saat ini tinggal sekitar 120.000 kaum Muslim. [sa/islampos]