Belum sebulan dilantik, Badan Ekonomi Kreatif bentukan Jokowi yang diketuai oleh Triawan Munaf ini menghadirkan wacana kontroversial. Mereka berencana melakukan penghapusan lembaga sensor film. Tentu saja ini mengundang banyak protes.
Di negeri dengan falsafah hidup yang ber-KETUHANAN ini tentu wacana seperti itu akan sangat kontroversial. Terbayang betapa permisive-nya bangsa ini nanti kepada semua produser dan sutradara 'jahat' yang merusak moral generasi penerus bangsa dengan adegan-adegan yang tidak layak tonton [kekerasan, pornografi, penghinaan, dll].
Polanya hampir sama dengan apa yang dilakukan pemerintahan liberal Mesir.
[Ketua Badan Sensor Film Mesir Dr. Abdus Sattar Fathy menyatakan bahwa terhitung sejak April mendatang badan sensor tidak akan membuang adegan seks pada film-film. Pernyataan ini membaut polemik baru di Mesir karena sebelum As Sisi berkuasa belum pernah terjadi permisivisme dan “kehalalan” tayangan seks.
Pada pernyataan persnya, Abdus Sattar mengakui kebenaran berita tersebut dan mengatakan, “Itu (berita meloloskan adegan seks) benar.”
“Kami di badan sensor memutuskan untuk tidak membuang adegan apapun pada semua film Arab ataupun film asing yang diputar di bioskop terhitung mulai April mendatang, dan selanjutnya tidak ada lagi sensor-sensoran, dan sebagai gantinya film-film akan dikalsifikasikan sesuai umur penonton yang sekarang diterapkan di seluruh belahan dunia, misalnya film tertentu untuk dewasa saja, atau untuk 18 tahun ke atas,” ujarnya pada twsela.com, Kamis (12/2)]
***
Alamak, mau dijadikan apa negeri kita oleh kacung-kacung liberalis ini?
Disini saya merasa sedih!
(Feri Susanto)