Mantan Dubes AS untuk Turki James Jeffrey: Amerika Akan Menyesal Jika Tak Penuhi Janjinya Pada Turki


[portalpiyungan.com] James Jeffrey, mantan duta besar AS untuk Turki 2008-2010, mengatakan bahwa AS gagal menepati janjinya kepada Turki terkait mundurnya PYD (milisi komunis kurdi) ke sebelah timur sungai Efrat, dalam sebuah wawancara dengan Radio BBC kemarin (29/8).

"Berdasarkan 35 tahun pengalaman (diplomatik) saya, jika Anda tidak memenuhi janji Anda ke Turki, Anda akan menyesal," kata Jeffrey dalam sebuah ulasan operasi militer Turki yang didukung Free Syrian Army (FSA) di Jarablus.

Sebelumnya, Wakil Presiden AS Joe Biden saat kunjungan ke Ankara pekan kemarin telah berjanji ke otoritas Turki tentang mundurnya PYD ke sebelah timur Sungai Efrat. Namun nyatanya tidak. Bahkan AS meradang saat Turki akhirnya melakukan eskalasi militer dengan target PYD.

Jeffrey mengatakan bahwa kehadiran PYD, yang merupakan cabang Komunis PKK (kurdi) di Suriah, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, adalah ancaman yang jelas kepada Turki.

"Turki berjuang menghadapi teroris PYD dan Daesh (ISIS), dan AS secara resmi (official) mengatakan mereka mendukung perang yang dilakukan Turki menghadapi teroris ini (tapi AS malah ingkar janji)," katanya.

[Rekaman suara wawancara dengan Radio BBC dengan James Jeffrey]


Sementara itu, Kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan hari Selasa (30/8) mengatakan bahwa komentar dari Amerika Serikat yang mengutuk operasi militer Turki di Suriah tidak dapat diterima dan Ankara mendesak janji AS bahwa YPG akan tetap di timur dari Efrat harus dipenuhi.

Menegaskan bahwa operasi militer Turki di Suriah akan berlanjut hingga ancaman terorisme di wilayah itu hilang, kementerian mengatakan belum setuju gencatan senjata dengan YPG di Suriah utara.

Kemenlu Turki juga telah memanggil duta besar AS untuk Ankara John Bass, Senin, untuk mengingatkan kembali janji AS.

Seperti diketahui, Militer Turki telah melancarkan operasi militer "Euphrates Shield" untuk membersihkan wilayah perbatasan Turki-Suriah dari terorirs ISIS dan PYD, pada 24 Agustus yang berlanjut hingga saat ini.

Presiden Erdogan menegaskan operasi militer Turki di wilayah Suriah akan terus dilakukan hingga Turki terbebas dari ancaman teroris (ISIS dan Kurdi) yang terus melakukan aksi teror di wilayah Turki.

Sumber: Daily Sabah, Daily Sabah