Sekjen PDI P Benarkan Abraham Samad Lakukan Pertemuan Dengan Elit PDI P

Ketua KPK Abraham Samad - Foto : Net
Plt. Sekjen DPP PDI P Hasto Kristiyanto akhirnya beberkan fakta seputar pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan elite PDI P pada proses pilpres 2014 lalu.

Hasto tak menampik dugaan pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan elite PDI P seperti yang dituliskan dalam Kompasiana dengan judul “Rumah Kaca Abraham Samad.”

Hasto mengatakan, pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada KPK dan meminta KPK segera melakukan klarifikasi terkait hal ini. Hasto mengatakan, hal ini terpaksa dilakukan PDI P karena PDI P sadar bahwa yang selama ini dilakukan Abraham Samad adalah penyalahgunaan wewenang sebagai Ketua KPK untuk kepentingan pribadi.

Hasto menyatakan, pihaknya
terpanggil untuk berbicara setelah sejumlah pendiri KPK seperti Caudry Sitompul, Hadijojo Nitimihardjo dan Indra Ketaren yang tergabung dalam Man on The Street, mendatangi KPK, Rabu, 21 Januari 2015.

Mereka meminta agar KPK segera memanggil sejumlah petinggi parpol berinisial SP dan HK, serta mantan petinggi militer berinisial HP untuk klarifikasi.

Hal itu berkait sebuah tulisan berjudul ’Rumah Kaca Abraham Samad’ yang diunggah ke media sosial, Kompasiana, yang membeberkan beberapa kali pertemuan terlarang terkait posisi Samad yang hendak diajukan menjadi calon wakil presiden 2014-2019, mendampingi Joko Widodo.

Caudry, dkk pun meminta KPK membentuk Komite Etik terkait masalah itu. Ketiganya sepakat, harus ada gerakan agar dugaan pertemuan tersebut tak mengganggu penyidikan KPK, khususnya perkara yang menyeret Kepala Lemdikpol Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

Tulisan di Kompasiana itu sendiri menggambarkan bagaimana Abraham Samad berusaha mendekat ke petinggi parpol pendukung Joko Widodo sebagai capres 2014, dan berharap dijadikan cawapres pendamping. Belakangan yang dipilih adalah Jusuf Kalla, dan sekarang Samad melancarkan aksi balas dendam atas kegagalannya itu.

Hasto sendiri menyatakan bahwa apa yang dimuat di dalam blog Kompasiana tersebut benar adanya, walau di beberapa kalimat ada yang dianggap berlebihan.

"Ada yang benar dan ada yang tidak," kata Hasto di Jakarta, Kamis, 22 Januari 2015. "Ada foto-foto pertemuannya juga." (fs)

Related Posts :