Antara Charlie Hebdo dan Pembantaian 3 Muslim Amerika






Pembantaian terhadap tiga muslim Amerika di lingkungan yang tenang Chapel Hill North Carolina telah memicu reaksi kemarahan publik di media sosial. Banyak pegiat media sosial yang kecewa dengan sikap media mainstream dan para pemimpin dunia yang beda dalam pensikapannya ketika terjadi insiden penyerangan Charlie Hebdo beberapa waktu yang lalu.



“#ChapelHillShooting sudah terjadi 9 jam yang lalu. Masih belum ada liputan dari CNN, FoxNews, MSNBC dan outlet media utama lainnya,” tulis Khaled Bey di twitter.



Ketika terjadi penembakan Charlie Hebdo di Perancis, Presiden Amerika Barack Obama hanya butuh waktu 4 jam menanggapi dan mengutuk kejadian ini. Namun ketika 3 muslim Amerika ditembak, sampai 20 jam Obama tidak berkomentar apa-apa.



“Jika korban berkulit putih beragama Kristen, media akan menjadikannya berita utama. RIP #ChapelHillShooting,” kicau Ben Norton di akun twitternya pada Rabu pagi (11/2/2015), seperti dilaporkan Onislam.



“Saya ingin melihat aksi protes, saya ingin melihat liputan berita, saya ingin melihat pawai kecaman, saya ingin melihat kemarahan yang sama diungkapkan seperti insiden di Perancis. #ChapelHillShooting,” kicau penggiat media sosial lainnya, Adham Kassem.



Deah Shaddy Barakat (23 tahun), istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha (21 tahun) dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha (19 tahun), ditemukan tewas di sebuah kompleks kondominium di luar kampus.



Pria bersenjata, yang diidentifikasi oleh The Independent sebagai Craig Stephen Hicks (46 tahun), dilaporkan menyerahkan diri ke polisi.



Beberapa jam setelah pembunuhan, yang terjadi pukul 5 sore waktu setempat di North Carolina, tidak ada laporan tentang kejadian itu yang dibuat oleh media-media mainstream.



“Saya bertanya-tanya mengapa dan kapan penyiar Fox News Jeanine Pirro membuat tuntutan “Kita perlu untuk membunuh mereka!” #ChapelHillShooting,” kicau Dena Takruri di akun Twitternya.



“Ini 3 Mahasiswa Muslim ditembak mati di #ChapelHillShooting hari ini, tapi media Amerika tidak memberitakan mereka bahkan sampai sekarang !,” tulis Farhan Khan Virk.



Lainnya merujuk pada kenyataan bahwa agama pembunuh yang menyerahkan diri ke polisi, Hicks, tidak teridentifikasi.



Laporan media juga menyebutnya sebagai tersangka penyerang dan bukan teroris seperti yang mereka lakukan ketika penyerang adalah seorang Muslim.



“Mengapa tidak ras dan agamanya yang dirilis? Dia bisa menjadi seorang ekstrimis *insert agama di sini* untuk semua kita tahu. #ChapelHillShooting,” kicau Nargis.



Karikatur terkenal Carlos Latuff juga berkicau di Twitternya dengan mengatakan, “Sekarang bayangkan jika Craig Hicks adalah Muslim dan telah menembak jatuh tiga pemuda Kristen atau Yahudi … #ChapelHillShooting”.



Ketika terjadi tragedi Charlie Hebdo, para pemimpin dunia berkumpul di Paris dan menyerukan solidaritas yang heroik, akankah mereka akan kembali berkumpul di Chapel Hill melakukan aksi solidaritas membela muslim yang sekarang jadi korban?