Mallak Al-Khateeb, bocah perempuan berusia 14 tahun ini ditahan Israel di penjara Sharon. Bocah ini menjadi tawanan Palestina perempuan terkecil di penjara dari 214 tawanan anak Palestina yang mendekam di penjara Israel. Ia satu dari 4 tawanan perempuan yang usianya antara 14-16 tahun atau dibawah umur, dan satu dari 1800 anak Palestina yang ditahan Israel, kebanyakan mereka dari kota Al-Quds.
Saat dikunjungi anggota parlemen Knesset Hanen Za’bi kemarin Senin (3/1/2015), Mallak yang saat ditemuinya mengenakan pakaian olaharaga berwarna hitam dan dalam keadaan sehat, kecuali kakinya yang terlihat kasar. Ternyata, sejak kecil Mallak lebih banyak terbiasa dengan kerja menantang ketimbang terbiasa bermain.
Mallak menceritakan kepada Za’bi seakan bicara seperti halnya orang dewasa yang
mengungkapkan kesadarannya atas derita rakyatnya akibat kekerasan dan kezhaliman penjajah zionis. Ia menceritakan pemandangan tidak lazim di desanya yang dipenuhi dengan serdadu Israel dan bukan anak-anak Palestina.
Mallak juga terbiasa ikut aksi unjuk rasa melawan Israel setelah ia menyaksikan peristiwa pembunuhan Abu Hidlr, blokade dan derita Gaza serta pemandangan pemukiman Yahudi yang melakukan kekerasan setiap hari. Ia menceritakan bagaimana pasukan Israel membantingnya ke tanah pada 31 Desember lalu saat pulang sekolah kemudian dia ditangkap dengan dakwaan melempar pasukan Israel dengan batu dan memiliki pisau dan berusaha memblokade jalan.
Mallak akhirnya divonis penjara dua bulan dan denda 6000 shekel.
Za’bi meminta kepada Mallak agar nanti bersuara dengan keras kepada publik jika keluar dari penjara. Selain itu, ia harus memberikan spirit dan kekuatan kepada dunia. Menurut Za’bi, vonis Israel adalah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel sebagai sandera untuk membuat pejuang Palestina menyerah. Ia menyebutkan, anak-anak Palestina dibawah umur itu ditangkap Israel untuk melenyapkan satu generasi Palestina di masa mendatang. Sebab saat ini ada sekitar 400 anak Palestina di bawah umur. Pendidikan pun luput dari mereka.
Za’bi menambahkan, dunia harus bergerak segera menghentikan kejahatan Israel terhadap hak anak ini. Bukan hanya terhadap anak namun bagi keseluruhan tawanan Palestina di penjara Israel.
sumber: infopalestina.com
Mallak juga terbiasa ikut aksi unjuk rasa melawan Israel setelah ia menyaksikan peristiwa pembunuhan Abu Hidlr, blokade dan derita Gaza serta pemandangan pemukiman Yahudi yang melakukan kekerasan setiap hari. Ia menceritakan bagaimana pasukan Israel membantingnya ke tanah pada 31 Desember lalu saat pulang sekolah kemudian dia ditangkap dengan dakwaan melempar pasukan Israel dengan batu dan memiliki pisau dan berusaha memblokade jalan.
Mallak akhirnya divonis penjara dua bulan dan denda 6000 shekel.
Za’bi meminta kepada Mallak agar nanti bersuara dengan keras kepada publik jika keluar dari penjara. Selain itu, ia harus memberikan spirit dan kekuatan kepada dunia. Menurut Za’bi, vonis Israel adalah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel sebagai sandera untuk membuat pejuang Palestina menyerah. Ia menyebutkan, anak-anak Palestina dibawah umur itu ditangkap Israel untuk melenyapkan satu generasi Palestina di masa mendatang. Sebab saat ini ada sekitar 400 anak Palestina di bawah umur. Pendidikan pun luput dari mereka.
Za’bi menambahkan, dunia harus bergerak segera menghentikan kejahatan Israel terhadap hak anak ini. Bukan hanya terhadap anak namun bagi keseluruhan tawanan Palestina di penjara Israel.
sumber: infopalestina.com