Traktor sumbangan Jokowi untuk petani, Sonorejo, SKH - Foto: Ist |
Kunjungan kerja, yang pada saat era Jokowi ini dikenal dengan kata 'blusukan', transparansi anggarannya mulai dipertanyakan beberapa pihak.
Salah satu pihak yang mempertanyakannya adalah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Julkifli Masadi. Ia mengomentari “hobi” blusukan Jokowi.
“Terlalu sering blusukan, bagi-bagi sumbangan, dan ternyata anggaran tersebut tidak jelas serta tidak bisa dipertanggungjawabkan,” kata Julkifli, dengan mengungkapkan hasil diskusi kader PKS dengan pihak Badan Pemeriksa Keuangan, yang diundang pada Rapat Kerja Fraksi PKS di DPR di Jakarta, Sabtu lalu, 31 Januari 2015.
Hal senada juga disampaikan Ketua Fraksi PKS di DPR, Jazuli Juwaini. Ia mengkritisi kebijakan pembagian traktor buatan China bagi petani di Sukooharjo yang juga termasuk langkah blusukan Jokowi.
Menurut Jazuli, itu menandakan Jokowi membangun ekonomi tanpa melakukan penguatan di bidang industri. Karena alat yang dibagikan tersebut bukan asli buatan Indonesia.
“Secara kasat mata, produknya bukan berasal dari industri dalam negeri, Presiden boleh begitu, tapi harus mengutamakan produk-produk dalam negeri,” kata Jazuli. [*/fs]