"Mengevaluasi Efek Tarbiyah Kita"






Oleh Mohammad Irfan*



1. Tarbiyah itu bermakna; tumbuh, berkembang, merawat



2. Artinya Tarbiyah itu selalu menghasilkan yang lebih baik dari waktu ke waktu



3. Dalam konteks Dakwah, Tarbiyah itu harusnya punya dampak perubahan (taghyir) dan mewarnai (shibghah)



4. Perubahan atau warna pada pribadi, keluarga, masyarakat, aturan/hukum, Negara dan dunia (tertib amal dakwah)



5. Jadi secara manhaj, Tarbiyah itu bukan hanya sekedar membentuk Pribadi Muslim, tetapi juga merubah masyarakat dan negara



6. Manhaj Tarbiyah 1433 Hijriyah adalah Manhaj terkini, sudah melalui evaluasi manhaj-manhaj sebelumnya…



7. Waktu Saya baru Tarbiyah di awal 1990-an Manhaj Tarbiyah kita baru mengenal T1 dan T2



8. T1 itu untuk Materi Tarbiyah dlm membentuk Syakhsiyah Islamiyah, T2 itu untuk Materi Tarbiyah dlm membentuk Syakhsiyah Daiyah



9. Coba deh lihat lagi Buku Materi Tarbiyah susunan DR Irwan Prayitno, itu memuat materi T1 dan T2…



10. Di Manhaj 1433 H, Visi Tarbiyah sudah berkembang dan mencoba menjawab tantangan dakwah masa kini



11. Bukan sekedar membentuk Syakhsiyah Islamiyah dan Daiyah saja tetapi lebih dari itu



12. Visi Tarbiyah 1433 H mengharapkan aktivitas tarbawi mampu menghasilkan kader yang Rabbani



13. Misi Manhaj Tarbiyah diarahkan untuk aktivitas kaderisasi dalam rangka:



14. Membentuk Syakhsiyah Islamiyah yang memiliki kekokohan iman, ilmu dan amal



15. Membentuk Syakhsiyah Daiyah yang mampu menjadi Murobbi dan beramal jama’i



16. Membentuk Syakhsiyah Ijtimaiyah yang memiliki keahlian, kepedulian dan menjadi tokoh di masyarakat



17. Syahkhsiyah Dauliyah yang memiliki wawasan global dan menjadi pelopor perubahan dan negarawan



18. 4 Misi Manhaj Tarbiyah diatas sudah komprehensif mencoba menjawab tantangan dakwah masa kini



19. Namun dalam implementasi dan efeknya apakah sudah seperti yang diharapkan???



20. Mutabaah Yaumiyah; Sholat di Masjid, Tilawah, Al Matusrat, Shaum, Dhuha, QL,dll aktivitas yaumiyah adalah urusan sejak diawal tarbiyah



21. Ibadah Yaumiyah adalah basis amal soleh kita, basis pertahanan spiritual kita sebagai kader dakwah…dan itu sejak awal tarbiyah ditempa



22. Namun substansi Ibadah Yaumiyah kita lama kelamaan berubah menjadi sekedar ritual mutabaah dan bersifat kuantitatif…



23. Sekedar isi form-form Tarbiyah untuk memenuhi derajat kuantifikasi kualitas kader…



24. Form-form itu adalah alat evaluasi, bukan kualitas ibadah itu sendiri…kualitas kader tidak serta merta bisa diukur dengan angka2…



25. Kadang halaqoh kita hanya sekedar berasyik dengan persoalan pribadi kita masing-masing ditengah persoalan ummat yang demikian dahsyatnya



26. Status “ikhwah” atau “akhwat” dalam persepsi Tarbiyah disandang selama dia aktif dalam halaqoh…



27. Apakah dia berkontribusi dalam dakwah kadangkala tidak menjadi ukuran lagi, apalagi yang sudah menyandang kader “assabiqul awwalun”…



28. Padahal pemenuhan Amal Yaumiyah adalah hanya tahap awal dari implementasi Misi Manhaj Tarbiyah yaitu membentuk Syakhsiyah Islamiyyah…



29. Tiga misi lagi yang harus di implementasikan; membentuk Syakhsiyah Daiyah, Syakhsiyah Ijtimaiyah dan Syakhsiyah Dauliyah…



30. 4 Misi pembentukan Syakhsiyah ini integral,tdk bisa pisah,pisah sama saja dg “sekulerisasi tarbiyah”,memisahkan Tarbiyah dg realita



31. Perintah Sholat tdk pernah lepas dr Perintah Zakat & Infaq, Artinya ubudiyah kita harus punya dampak muamalah/dunia realita



32. Tetapi kebanyakan “mindset” kita sebagai kader Tarbiyah belum tumbuh dan berkembang



33. Kader Tarbiyah yg jadi anggota LMK, Ka RT/RW, Kades, Ka Posyandu, Ka PKK ternyata blm dihitung mjd muwashoffat Tarbiyah yang signifikan



34. Menjadi tokoh public perlu kemampuan dan pengorbanan juga…



35. Jadi Ka RT & jadi Ustadz yang ceramah sana-sini scr manhaj punya manfaat & efek ke masyarakat tapi mungkin status Ustadz lebih mentereng



36. Padahal kader Ka RT bisa jadi lebih punya pengaruh signifikan kpd perubahan masyarakat drpd Ustadz yang ceramah dari mimbar ke mimbar



37. Tdk bermaksud membandingkan Ustadz dg Ka RT,tidak apple to apple,tapi kalau ada misi Syakhsiyah Ijtimaiyah, maka persepsi kita hrs tumbuh



38. Dlm konteks manhaj,kader Robbani kesolehannya harus juga masuk dalam wilayah masyarakat & Negara,bahkan harus menjadi pelopor perubahan



39. Namun porsi di halaqoh dalam menginisiasi perubahan di masyarakat kecil…



40. Qodhoya wa Rawa’I kita lebih banyak pada persoalan-persoalan personal kita, belum banyak menyentuh dalam menginisiasi perubahan…



41. Bahkan banyak juga Kader yang alergi kalau evaluasi isinya banyak membahas program2 dakwah di masyarakat, ngabisin waktu halaqoh katanya



42. Padahal Halaqoh adalah bertemunya para kader selain dalam ikatan ukhuwah tapi juga dalam rangka berkonsolidasi untuk merubah masyarakat



43. Kalau Halaqoh hanya sekedar meningkatkan kesholehan pribadi,tanpa kesolehan sosial sama saja kita sdg melakukan “sekulerisasi tarbiyah”



44. Hasan Al Banna bangun dakwah tarbiyah punya visi “proyek perubahan” : efek yg diharapkan dr dakwah tarbiyah adalah perubahan (Taghyir)



45. Era partai,peran2 perubahan di masyarakat diserahkan ke struktur Partai, seakan2 melayani & merubah masyarakat adl urusan pengurus Partai



46. Terjadilah lagi pemisahan peran-peran dakwah menjadi terkotak-kotak…



47. Ada kader struktur dan kader non-struktural…ada kader tarbawi dan kader siyasi…”sekulerisasi tarbiyah”



48. Padahal dalam 4 Misi Manhaj Tarbiyah Kader Robbani itu adalah dia punya Syakhsiyah Islamiyah dan Daiyah, dia juga punya kepedulian



49. Dan menjadi tokoh di masyarakat dan dia juga seorang pelopor perubahan dan sekaligus juga seorang politisi dan negarawan…



50. Kalau pemisahan terjadi karena faktor kemampuan & spesialisasi oke saja,tetapi kerangka koordinasi & amal jama'i bkn ijtihad personal



51. Karena kalau ijithad personal maka akan terjadi kecemburuan dalam bangunan dakwah kita…



52. Tarbiyah kita harus sdh mulai bahas hal2 yang lebih progresif utk kemaslahatan ummat…



53. Tidak lagi hanya sekedar membaca Risalah Pergerakan tanpa mempunyai rencana eksekusi di lapangan…



54. Ketika membaca Risalah Pergerakan seharusnya apa yang dibaca itu menjadi referensi utk mengeksekusi proyek2 perubahan di masyarakat



55.Kalau cuma sekedar baca & diskusi Risalah Pergerakan tanpa ada eksekusi lapangan percuma…hanya jadi kitab diatas kertas asaja



56. Sekedar lembaran-lembaran tanpa arti…



57. Padahal Risalah Pergerakan adl stimulasi yang penting utk merencanakan proyek2 perubahan di masyarakat…bukan sekedar bagian agenda ritual



58. Ketika setiap Halaqoh punya wilayah garapan dakwah baik yang teritorial ataupun segment, maka dakwah ini akan tumbuh dan bergulir…



59. Targetnya adalah “perubahan”, bukan sekedar “suara" pemilu



60. Dakwah akan tetap menjadi pemenang ketika dengan dakwah ini semakin banyak orang yang kembali ke jalan Allah



61. Al Islamu Qobla Jamaah…(Menyeru Islam sebelum menyeru pada organisasi)...salah satu prinisp dakwah...



62. Halaqoh muntijah bukan sekedar menjadikan adho didalamnya sholeh dan sholehah saja, kalo itu saja maka baru ¼ tarbiyah…



63. Halaqoh secara manhaj tarbiyah harus bisa menghasilkan kader pelopor perubahan dimana saja mereka berada,dalam situasi dan kondisi apapun



64. Tarbiyah ini harusnya melahirkan kader militan, yang giat bermanuver utk pengembangan dakwah dan juga memiliki pengorbanan yang tinggi…



65. Tdk cengeng dan stagnan,hanya senang di “comfort Zone” dan berasyik dg kesolehan sendiri tapi mengabaikan kerusakan di masyarakat…



66. Halaqoh bukanlah sekedar tausiyah, talaqqi madah, mutabaah yaumiyah, qodhoya rowa’i….



67. Halaqoh adl sarana utk menghasilkan kader seperti Mus’ab bin Umair yang pergi ke Madinah utk menaklukkan Madinah dalam pangkuan hidayah…



68. Halaqoh idealnya melahirkan kader yang siap turun ke lapangan menjadi fasilitator hidayah Allah untuk ummat…tanpa menunggu perintah



69. Tanpa menunggu taklimat dan tanpa jabatan structural…



70. Halaqoh bukan sekedar merencanakan program yaumiyah kita, program tarbiyah ailiyah kita…tapi juga merencanakan program-program perbaikan



71. Merencanakan program-program perbaikan pemuda dan masyarakat dari akhlaq jahiliyah, dari fikroh ngawur dan dari aqidah sesat…



72. Ketika Halaqoh sekedar memenuhi target kesolehan pribadi tanpa menjadi pelopor perbaikan di tengah-tengah masyarakat



73. Maka pada saat itulah Halaqoh berlari dari dunia amalnya….



*sumber: http://ift.tt/1Frfv7I