[Jakarta Banjir Lagi] Apa Kabar Janji Jokowi-Ahok Tiga Tahun Lalu?



Wilayah DKI Jakarta, Senin 9 Februari 2015 dikepung banjir. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sejumlah titik terendam banjir. Tidak sedikit aktivitas warga terganggu akibat banjir yang mengepung Ibukota.


Apa kabar janji Jokowi-Ahok tiga tahun lalu?



Aktivitas warga Jakarta dan sekitarnya nyaris lumpuh di awal pekan ini. Sejumlah titik jalan ibukota terendam banjir. Jalanan protokol tak luput dari genangan air. Seperti di Jalan Medan Merdeka Utara depan Istana Kepresidenan, bundaran patung kuda di Jl M.H. Thamrin, perempatan Sarinah Jl M.H. Thamirn serta sejumlah ruas di pinggiran Jakarta juga tak luput dari banjir.



Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdalih banjir di sejumlah titik di wilayah Jakarta lantaran ketersediaan pompa yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak cukup. Ia membantah banjir disebabkan drainase di Ibukota buruk.



"Pompa kita nggak cukup. Kapasitas nggak cukup. Bukan drainase (yang buruk)," kata Ahok di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin, Februari 2015.



Sementara terpisah, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ahmad Suhaimi menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta yang selalu menyalahkan pihak lain saat menghadapi banjir di Jakarta.



"Pak Ahok selalu menyalahkan pihak lain. Ini tidak benar mengurus Jakarta dengan cara begitu," kata Suhaimi di Jakarta, Senin, 9 Februari 2015.



Semestinya, kata politikus PKS ini, Ahok melakukan evaluasi di internal terkait dengan penanganan banjir hingga tahun ketiga pemerintahannya tak kunjung berubah.



"Yang pegang uang siapa? Yang pegang kekuasaan siapa? Yang pegang aparatur pemerintahan siapa? Dengan segala kekuasaan yang dimiliki, tapi menyalahkan rakyat dan lain apalagi menyalahkan hujan, itu kan tidak benar," cetus Suhaimi.



Menurut dia, pihaknya tidak simpatik dengan cara Ahok memberi pernyataan terkait banjir di Jakarta yang selalu menyalahkan pihak lainnya. Semestinya, imbuh Suhaimi, Ahok melakukan evaluasi di internal pemerintahan.



"Segala sumber daya dimiliki tapi banjir belum bisa diatasi, ya harus evaluasi di internal," cetus dia.



Dalam kesempatan tersebut Suhaimi mengingatkan janji Ahok saat kampanye dalam Pilkada 2012 lalu yang mengatakan akan mengatasi banjir dan macet di Jakarta.



"Ini sudah tahun ketiga, mana buktinya? Masyarakat DKI Jakarta harus menuntut janji itu," tegas Suhaimi.



Saat mengomentari air meluap hingga ke Istana Negara, Ahok juga menuding ada pihak lain yang melakukan sabotase sehingga Kantor Presiden yang masuk Ring 1 itu juga terendam air banjir.



"Tadi saya terbangun jam 02.00 pagi karena hujan dan langsung cek CCTV, ternyata CCTV Istiqlal mati. Saya curiga (kalau CCTV mati), pasti Istana terendam. Saya enggak tahu sabotase atau sengaja, tapi saya suudzon (berpikir negatif)," kata Basuki, di Balaikota, Senin, 9 Februari 2015.



Sebelumnya, Ahok juga berang atas banjir yang menggenang wilayah Jakarta Utara akhir Januari lalu. Menurut dia, banjir yang menggenang di Jalan Yos Sudarso akibat ulah kontraktor yang mengakibatkan tanggul kali Sunter jebol.



"Ini betul-betul kurang ajar. Saya mau tanya, logika ya orang bukan BBSWC (Balai Besar Sungai Wilayah Citarum) tapi kontraktornya mau mengeruk sungai situasi lagi hujan masuk akal nggak mau masukin alat berat dengan cara menjebol tanggul? Kurang ajarkan," kata Ahok dengan nada tinggi di Balai Kota, Senin, 26 Januari 2015.



Gaya Ahok yang kerap menyalahkan pihak lain terkait banjir di Jakarta tentu menimbulkan tanda tanya publik. Janji Ahok saat kampanye serta realisasi janji tersebut tidak linier. Manajemen "kambing hitam" dalam penanganan banjir ini diyakini tak bakal menyelesaikan pokok masalah. [inilah]