[portalpiyungan.com] Klaim Ahok dan para pendukungnya bahwa warga korban gusuran dipindahkan ke tempat yang lebih layak, dikritisi oleh Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid, Adhie M. Massardi.
Adhie menuliskan bahwa kondisi rusunawa menyerupai kamp Nazi.
“Saya sedang kumpulkan fakta warga gusuran yang direlokasi. Bagi sebagian penghuninya rusunawa sudah nyaris kayak kamp Nazi,” tulis Ardhie melalui akun Twitternya @AdhieMassardi.
Adhie juga mengatakan Ahok sengaja menggunakan TNI saat menghadapi rakyat.
“Ahok juga gunakan TNI untuk lawan rakyat. Ini yang saya lawan,” ungkap Adhie.
Kata Adhie TNI itu Tentara Merah Putih bukan Tentara Merah yang bisa digunakan penguasa untuk sikat rakyatnya sendiri.
“Kalau Ahok ingin masyarakat yang seragam dan takut sama penguasa, jadilah Gubernur Beijing,” pungkas Adhie.
Adhie memang tak hanya sekedar menyatakan pendapat. Kalau mau jujur, di media sosial banyak beredar foto yang menggambarkan kondisi berbagai rusunawa tempat relokasi korban gusuran Ahok. Selain kondisinya kurang layak, yang paling menyedihkan dari lokasi relokasi warga tersebut adalah minimnya sarana peribadatan.
Di Rusunawa ex warga Waduk Pluit, warga muslim harus puas berdesakan saat beribadah di masjid sementara yang hanya beratap terpal plastik.
Perlu dicatat, tak semua warga di lokasi gusuran dapat dipindahkan ke rusunawa. Yang tinggal di rusunawa pun tak bisa tenang ongkang-ongkang kaki karena mereka bisa terdepak kapanpun bila tidak membayar sewa. Belum lagi, ditemukan faktandi lapangan bahwa rusun yang tadinya disediakan untuk warga gusuran Kampung Aquarium ternyata juga ditempati oleh warga gusuran dari Bukit Duri.
Jadi, persoalan gusur menggusur di era Ahok ini tak sesederhana mulut manis Ahok dan para pendukungnya