(1). "Orang yang tidak bisa tersenyum, jangan membuka toko." Begitu kira-kira nasehat Tiongkok kuno untuk para pedagang.
(2). Kalau mau sukses jadi pedagang, jangan emosian. Produknya sedikit direspon negatif oleh (calon) konsumen, dah ngamuk-ngamuk.
(3). Padahal selama ini rajin banget ngejelekin 'produk' pesaing. Eehh... giliran produknya dikomentarin, galakan dia. Gimana konsumen gak kabur.
(4). Namanya konsumen, wajar mau produk yang terbaik. Kan katanya pembeli adalah raja. Dimana-mana, raja pasti milih yg terbaik, termulus, tercantik. Dan biasanya gak cukup satu. Maksudnya? :)
(5). Gak perlu juga pake strategi memelas, tapi sebenarnya ngenye'. "Apapun produk gw, pasti jelek dimata loe." Ini bukan ucapan pedagang yang baik.
(6). Coba sesekali main ke mall. Pasti langsung disambut mba-mba SPG dgn pertanyaan khas: "cari apa kakak?" Begitulah pedagang. Nyari tau apa maunya konsumen.
(7). Gimana mencari tau selera konsumen? Gak ada cara lain kecuali survey. Bukan malah maksa ngeluarin produk yg hanya sesuai dgn selera pimpinan perusahaan.
(8). Saat konsumen menggandrungi motor matic, dan hampir semua pabrikan mengeluarkan model matic, tiba-tiba Kawas*ki mengeluarkan model motor trail.
(9). Saat itu Pimpinan KMI (Kawas*ki Motor Indonesia) bilang: "kalau sudah ada yang jualan nasi uduk, kita akan jual makanan yang lain." #SeleraPimpinan
(10). Hasilnya... liat aja sendiri di jalanan. Banyakan yg pakai matic atau yg pakai trail? Apalagi cc tuh trail cuma 150. Nanggung juga kalau mau dipake di lintasan motocross.
(11). Jangan terlalu PD karena merasa punya konsumen loyal. Perasaan seperti ini harus dibuang oleh seorang pedagang. Karena ini melenakan. Rasa ini membunuhku, istilahnya. *eaa....
(12). Zaman dah berubah. Ini era pasar bebas. Konsumen lebih concern ke produk. Gak ada konsumen yg loyalis merk. Floating customer.
(13). Coba liat Blackb*rry. Dulu orang begitu merasa prestise ketika memakai tuh barang. Tapi sekarang rontok saat Sams*ng berduet dgn Andro*d. (Hiks...inget Blackb*rry Bold 9900 gw dulu).
(14). Kenapa konsumen beralih? Salah satunya karena konsumen lebih suka open source-nya Andro*d ketimbang sistem operasi Blackb*rry yang 'tertutup'.
(15). Gak perlu gengsi untuk menarik produk yg sudah terlanjur di launching jika dirasa gak sesuai dengan selera konsumen. Mumpung kerugian belum terlalu besar. Daripada nanti malah jadi produk gagal. Dan pasti kerugian tambah banyak. Iya, gak?
(16). Kata orang marketing, barang yang bagus gak butuh banyak promosi. Dia bisa menjual dirinya sendiri. Dan produk yang begini gak ujug-ujug muncul.
(17). Tapi kalau memang sudah merasa HAQQUL YAKIN bahaw inilah produk terbaik yang merupakan hasil kajian tim-tim ahli, maka tinggal dicari aja strategi pemasarannya.
(18). Yg paling urgent adalah ganti tenaga sales-nya. Karena merekalah ujung tombak pemasaran. Lakukan medical check-up kepada semua sales. Mereka yang darah tinggi, jangan di taro di receptionis, apalagi ditawari jadi bintang iklan. Taro aja mereka di bagian gudang. :p
(19). Sebagai pedagang kita musti ingat, tipikal konsumen itu beragam. Dari yang menyenangkan sampai yang ngeselin itu ada. Dah baca-baca katalog produk, nanya-nanya, trus nawar... ujung-ujungnya gak jadi beli.
(20). Coba belajar kesabaran dari tukang duren jalanan saat melayani pembeli. Dah milih-milih, pegang-pegang, trus diciumin. Penasaran, minta dibelah tuh duren. Dicobain. Trus bilang: "ahh...kurang manis, bang. Cariin yg lain."
(21). Jika menghadapi kondisi yang demikian... keep smile, man! Tetap berikan senyum terbaik (baca: termanis). Semanis senyuman SPG mobil di ajang pameran outomotif. Ggggrrr....
-by ERWIN-