[portalpiyungan.com] MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin (12/9/2016) merasa tidak menyampaikan pesan pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan eksekusi terhadap Mary Jane Voloso, terpidana mati kasus narkoba asal Filipina. Duterte pun mengungkap apa yang sebenarnya dia katakan pada Jokowi.
Klarifikasi Duterte ini disampaikan juru bicaranya, Ernesto Abella, dalam jumpa pers.
“Mengenai pernyataan yang berasal dari Presiden Indonesia, saya hanya memberitahu pernyataan yang sebenarnya perihal percakapan dengan Presiden Widodo. Dia mengatakan tentang Mary Jane Veloso, dia berkata, 'Ikuti hukum Anda sendiri. Saya tidak akan mengintervensi’,” kata Abelle mengutip perkataan Duterte pada Jokowi, seperti dilansir The Straits Times.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi mengklaim bahwa Duterte sudah memberikan lampu hijau atau restu pada Indonesia untuk mengeksekusi Mary Jane. Restu itu diberikan Duterte saat berkunjung ke Jakarta usai KTT ASEAN di Laos pekan lalu.
“Saya sampaikan tentang Mary Jane dan saya bercerita bahwa Mary Jane itu membawa 2,6 kilogram heroin,” kata Jokowi seperti dikutip dari setkab.go.id, Senin (12/9/2016), yang dilansir Kompas.
“Presiden Duterte saat itu menyampaikan silakan kalau mau dieksekusi,” kata Jokowi.
Klaim Jokowi ini membuat pengacara Mary Jane, Edre Olalia, gusar dan menanti klarifikasi dari Pemerintah Filipina.
”Kecuali bisa diragukan, konfirmasi yang A1, keluarga Veloso dan pengacara Filipina-nya memilih ‘tiarap’ untuk saat ini dalam memberikan komentar sampai kami menerima informasi resmi baik dari Filipina dan Pemerintah Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Migrante, kelompok non-pemerintah untuk migran Filipina migran mengatakan bahwa klaim Jokowi soal Duterte merestui eksekusi pada Mary Jane telah membuat keluarga wanita Filipina itu syok.
”Dan menginginkan penjelasan langsung dari Presiden Duterte dan (Menteri Luar Negeri Perfecto) Yasay,” kata kelompok pembela migran Filipina itu dalam sebuah pernyataan.
Ternyata bukan hanya urusan Dalam Negeri yang diklaim rezim ini. September Meroket. Harga Daging Jungkir Balik. DLL.
Tapi juga soal urusan LUAR NEGERI.
Apa tidak malu kita di mata internasional???
Sumber: http://ift.tt/2cmzsFt