[portalpiyungan.com] Sebuah berita di media nasional hari ini, Ahad 11 September 2016 menunjukkan prestasi Ahok dalam membebaskan sungai-sungai di Jakarta dari sampah dengan foto-foto yang begitu meyakinkan.
Foto-foto tersebut seolah membius publik dan sekaligus menjawab pertanyaan "Apa prestasi Ahok selama ini?".
Bagi publik yang awam, tentu saja berita tersebut tidak nampak sebagai sebuah kampanye terselubung. Tetapi tidak demikian dengan bagi Elisa Sutanudjaja, seorang aktivis dan pemerhati kota. Dengan keras, Elisa menyatakan bahwa artikel di rubrik Avontur milik Kompas yang berjudul "Surutnya Sampah di Sungai Jakarta" harus dibaca dengan hati-hati.
"Berita Kompas pagi ini harus dibaca dengan hati-hati. Sampahnya tidak surut, sampahnya pindah ke kota lain!" tulis Elisa dalam akun twitternya @elisa_jkt.
Elisa menambahkan bahwa DKI tidak punya program pengurangan sampah. Wajar Elisa berpendapat demikian karena kenyataannya DKI tidak memiliki sarana pengolahan sampah. Yang terjadi adalah, Jakarta memindahkan tumpukan sampah tersebut ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Volume sampah DKI ke Bantar Gebang di Feb 2015: 6000 ton. Berita Juni 2016: 7000 ton. Dan DKI tidak punya program pengurangan sampah,"tulisnya.
Pernyataan Elisa bahwa Jakarta memindahkan sampah di sungai ke kota lain berdasarkan pengamatannya mengenai produk hukum Pemprov DKI Jakarta.
"Kenapa saya yakin tidak ada program pengurangan sampah, tinggal cek produk hukum DKI, adakah Perda/PerGub/InsGub terkait pengurangan sampah?" tulis Elisa lagi.
"Kalau tidak ada produk hukum untuk pengurangan sampah, bagaimana cara insentif, disentif, bahkan hal-hal semacam anggaran? Jadinya cuma sekelas anjuran."
Elisa juga menulis bahwa artikel berjudul "Surutnya Sampah di Sungai Jakarta" ini, mestinya terklasifikasi sebagai iklan.
"Berita Kompas di bawah ini harusnya ditandai 'Advertorial Dinas Kebersihan dan Dinas Tata Kota'," imbuhnya.
Berita tersebut dianggap Elisa berbahaya karena tidak menyertakan informasi atau catatan tambaham ke mana perginya sampah-sampah di sungai Jakarta tersebut dan bagaimana mekanisme harian pembuangan sampah.
Meski demikian Elisa menyampaikan apresiasi kepada Dinas Tata Air dan Dinas Kebersihan yan telah sukses membersihkan sungai-sungai.
Foto-foto tersebut seolah membius publik dan sekaligus menjawab pertanyaan "Apa prestasi Ahok selama ini?".
Bagi publik yang awam, tentu saja berita tersebut tidak nampak sebagai sebuah kampanye terselubung. Tetapi tidak demikian dengan bagi Elisa Sutanudjaja, seorang aktivis dan pemerhati kota. Dengan keras, Elisa menyatakan bahwa artikel di rubrik Avontur milik Kompas yang berjudul "Surutnya Sampah di Sungai Jakarta" harus dibaca dengan hati-hati.
"Berita Kompas pagi ini harus dibaca dengan hati-hati. Sampahnya tidak surut, sampahnya pindah ke kota lain!" tulis Elisa dalam akun twitternya @elisa_jkt.
Elisa menambahkan bahwa DKI tidak punya program pengurangan sampah. Wajar Elisa berpendapat demikian karena kenyataannya DKI tidak memiliki sarana pengolahan sampah. Yang terjadi adalah, Jakarta memindahkan tumpukan sampah tersebut ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Volume sampah DKI ke Bantar Gebang di Feb 2015: 6000 ton. Berita Juni 2016: 7000 ton. Dan DKI tidak punya program pengurangan sampah,"tulisnya.
Pernyataan Elisa bahwa Jakarta memindahkan sampah di sungai ke kota lain berdasarkan pengamatannya mengenai produk hukum Pemprov DKI Jakarta.
"Kenapa saya yakin tidak ada program pengurangan sampah, tinggal cek produk hukum DKI, adakah Perda/PerGub/InsGub terkait pengurangan sampah?" tulis Elisa lagi.
"Kalau tidak ada produk hukum untuk pengurangan sampah, bagaimana cara insentif, disentif, bahkan hal-hal semacam anggaran? Jadinya cuma sekelas anjuran."
Elisa juga menulis bahwa artikel berjudul "Surutnya Sampah di Sungai Jakarta" ini, mestinya terklasifikasi sebagai iklan.
"Berita Kompas di bawah ini harusnya ditandai 'Advertorial Dinas Kebersihan dan Dinas Tata Kota'," imbuhnya.
Berita tersebut dianggap Elisa berbahaya karena tidak menyertakan informasi atau catatan tambaham ke mana perginya sampah-sampah di sungai Jakarta tersebut dan bagaimana mekanisme harian pembuangan sampah.
Meski demikian Elisa menyampaikan apresiasi kepada Dinas Tata Air dan Dinas Kebersihan yan telah sukses membersihkan sungai-sungai.