Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana merekrut para preman di Jakarta untuk menjadi tukang parkir resmi. Ahok bahkan siap menggaji para preman itu dua kali upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta. Untuk diketahui, UMP Jakarta saat ini Rp 2,7 juta.
Para preman itu nantinya akan ditawari kontrak kerja. Cara ini menurut Ahok lebih efektif untuk mengurangi jumlah preman di Jakarta.
Sembari berkelakar, Ahok mengatakan dengan memberdayakan preman, dia juga bakal jadi kepala preman di Jakarta.
"Jadi kamu (preman) kerjasama sama saya saja yang resmi, preman baru. Saya kepala preman baru di Jakarta," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 27 Januari 2015.
Ahok menyatakan tak segan untuk menindak tegas preman di jalanan yang ketahuan melakukan pemerasan. Ia juga akan bekerja sama dengan kepolisian untuk menindak preman bengal. Menurutnya, Polda Metro Jaya sudah menjanjikan ibu kota bebas dari preman.
Penyebab tingginya angka kriminalitas di Jakarta, ujar Ahok, disebabkan masih banyaknya kawasan permukiman kumuh yang ditengarai sebagai tempat persembunyian para preman. Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melanjutkan program relokasi kampung-kampung kumuh ke rumah susun.
Tahun ini Pemprov DKI akan memasang sekitar 2.500 kamera pengintai (CCTV) di seluruh kawasan rusun dan permukiman di Jakarta sehingga aktivitas warga dapat terus diawasi.
"Kawasan kumuh dibongkar, penghuninya dipindahkan ke rusun yang manusiawi sehingga bisa saya kontrol," kata Ahok.
Polda Metro Jaya saat ini tengah menggelar operasi premanisme. Operasi yang dimulai 19 Januari hingga 21 Februari ini menggunakan sandi 'Operasi Cempaka'. Bukan hanya di Jakarta, operasi juga dilakukan di Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan sekitar 2.000 preman telah diciduk dalam Operasi Cempaka. Sebanyak 160 di antaranya telah diproses hukum lebih lanjut karena tertangkap membawa senjata tajam, narkoba, atau miras. [CNN]