Pemerintah berencana menambah margin atau keuntungan penyaluran elpiji subsidi 3kg kepada PT Pertamina (Persero). Penyiapan opsi itu menutupi kerugian yang diderita Pertamina lantaran sejak 2007 formula margin tak mengalami penyesuaian.
Plt Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja menyebutkan sampai saat ini biaya operasional dalam penyaluran distribusi elpiji 3kg mengalami kenaikan dengan berkaca dari efek inflasi dan implikasi turunannya. Namun ujar dia, besaran margin tak pernah dievaluasi sehingga Pertamina, dan pelaku usaha yang berbisnis menyalurkan elpiji 3 kg mengalami kerugian.
"Jadi Pertamina dengana adanya inflasi sebagainya sudah lama tidak hanya Pertamina tapi agen, distributor, SPBE semuanya biaya oprasional mereka naik smeua padahal dari dulu margin tidak naik," jelas dia di Jakarta, Selasa 27 Januari 2015.
Dari dampak itu, Pertamina telah meminta usulan kepada pemerintah agar margin distribusi elpiji 3kg dinaikkan. Pemerintah pun menyiapkan opsi agar margin distribusi disesuaikan dengan menaikkan harga elpiji 3kg sebesar Rp3 ribu per tabung.
"Jadi mereka mengajukan usluan kita sudah evaluasi di dalam ada kemungkinan opsi pertama kalau dinaiki Rp1.000 per kg. Dengan demikian masyarakat mendapat tambahan beban Rp3.000 untuk harga elpiji 3kg," papar dia.
Pengamat Kebijakan Energi Sofyano Zakaria sebelumnya meminta pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengoreksi besaran subsidi elpiji 3kg yang sejak tahun 2007 tak pernah berubah. [inilah]