JK: "Kenapa Negara Sekaya Ini Tertinggal ?", Netizen : "Karena Lebih Sibuk Urus Toa Masjid Ketimbang Ekonomi"


[portalpiyungan.com] Sedikitnya ada tiga kebutuhan pokok yang tak kunjung usai dicari jalan keluarnya. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, dan papan menjadi kebutuhan pokok yang harus dapat dipenuhi oleh setiap individu.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla, angkat bicara soal pemenuhan ketiga kebutuhan pokok tersebut. Menurutnya, dari tiga kebutuhan pokok tersebut, baru satu yang mampu dipenuhi oleh pemerintah, yaitu kebutuhan sandang alias pakaian. Sedangkan kebutuhan pangan masih jauh dari swasembada, lantaran produksi yang kurang dan terpaksan diimpor dari luar negeri.

"Dari tiga masalah pokok ini baru satu yang selesai, baru sandang. Pangan terus kita bicara pangan impor, kalau tidak impor ya harga," kata JK, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional APIP di Kantor Pusat BPKP, Jakarta Pusat, Selasa 23 Agustus 2016.

Selain itu, kebutuhan akan rumah tinggal yang layak pun masih sulit dipenuhi negara. Masih banyaknya pemukiman kumuh di pinggiran bahkan pusat kota Jakarta, mencerminkan ketimpangan sosial masih nyata di sekitar kita.

"Kita bicara papan (rumah) di belakang sini begitu banyak daerah yang kumuh. Itu sisa dan tanggung jawab kita semua," tutur JK.

Dirinya amat menyayangkan kondisi ini bisa terjadi di tengah pemerintahannya. Menurutnya, terdapat beberapa kebijakan Pemerintah Daerah yang kurang tepat menyebabkan hal tersebut terjadi. Dirinya juga menyinggung kebijakan subsidi BBM beberapa tahun lalu yang dinilai kurang tepat sasaran.

"Kenapa negara sekaya ini tertinggal? Pertama tentu kebijakan. Begitu banyak kebijakan yang menyebabkan kota, kebijakan keuangan membayar mahal, kebijakan subsidi begitu besar BBM dan jumlahnya ribuan triliun," tutur JK.

Menanggapi peryataan JK ini, beberapa netizen berkomentar.

"Tertinggal sibuk ngurus toa bukan ekonomi," tulis Jo Komu seorang facebookers.

"Kok pakai nanya,bpk jauh hari sdh meramalkan kalo indonesia akan hancur bila jokowi presidennya. Selamat buat bpk," tulis Jihad Sanusi.