Masya Allah! Alami Diskriminasi, Mereka Berjuang Tanpa Liputan Kamera dan Atensi Pemerintah


[portalpiyungan.com] Tentu belum hapus dari ingatan kita betapa gempitanya Olimpiade Brazil 2016 diberitakan media. Bahkan 2 stasiun TV lokal menyiarkan secara khusus baik tunda maupun langsung beberapa even olahraga yang dipertandingkan di olimpiade Brasil tersebut.

Belum lagi iklan Menpora yang berkali-kali muncul untuk menyemangati para atlit negeri kita yang sedang bertanding dan memotivasi dengan bonus 5 milyar rupiah untuk peraih medali emas.

Kita tentu belum lupa betapa hiruk pikuknya media dan tentunya kita ketika ikut larut dalam kebahagiaan setelah atlit badminton ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil merebut medali emas.

Hari Rabu 7 September 2016, adalah hari pembukaan Paralimpiade 2016 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil. Pasti di antara kita ada yang tidak tahu atau bahkan masa bodoh terhadap event internasional bagi penyandang disabilitas.

Ajang kali ini adalah Paralimpiade ke-15 dan akan digelar mulai 7 September hingga 18 September 2016. Paralimpiade 2016 juga diikuti oleh atlet-atlet dari Indonesia.

Apa itu Paralimpiade 2016?

Paralimpiade adalah pertandingan olahraga tingkat dunia sekelas dengan Olimpiade.

Hanya saja Paralimpiade dikhususnya kepada para atlet penyandang disabilitas fisik, mental, dan sensoral.

Tercatat ada 9 atlet Indonesia yang berlaga di empat cabang Paralimpiade 2016 yakni renang, angkat besi, atletik, dan tenis meja.

Cabang atletik adalah yang terbanyak mengirimkan atlet yakni 5 orang, diikuti angkat besi 2 orang, sementara renang dan tenis meja satu orang.

Pada Paralimpiade sebelumnya tahun 2012 di London, Indonesia pernah mendapat medali perunggu dari cabang tenis meja melalui David Jakob. Kini David Jakob kembali dikirimkan mengikuti Paralimpiade 2016.

Sayangnya, perjuangan atlit-atlit disabilitas sepi dari hingar bingar pemberitaan dan tidak ada satu pun stasiun TV lokal yang menanyangkan siaran tunda maupun langsung Paralimpiade 2016 ini, padahal perjuangan atlit-atlit disabilitas disana adalah perjuangan nama bangsa dan negara ini.

Namun tentu kita tetap berharap bisa Indonesia mampu mendulang medali kembali bahkan lebih banyak lagi dari Paralimpiade sebelumnya. Biarlah sejarah dunia yang mencatat perjuangan atlit disabilitas kita meski tanpa hingar bingar pemberitaan dan semangat dari pemerintah serta motivasi prestasi dengan bonus uang.

Berjuanglah teman-teman disabilitas di Brasil 2016. Harumkan nama bangsa dan negaramu.

Penulis: Agung Nugroho, Ketua Nasional Pimpinan Kolektif Nasional Relawan Kesehatan Indonesia (KPN Rekan Indonesia)