Pada Senin (26/1/2015) pukul 17:35 wib di situs Metrotvnews.com muncul berita “Ketua DPP PDIP Prediksi Pemerintahan Jokowi Jatuh Dalam Hitungan Bulan”. Namun berita yang ditulis oleh M Rodhi Aulia itu hanya bertahan selama beberapa jam, karena kemudian dihapus (SORRY - PAGE NOT FOUND!).
(Link: http://news.metrotvnews.com/read/2015/01/26/350131/ketua-dpp-pdip-prediksi-pemerintahan-jokowi-jatuh-dalam-hitungan-bulan)
Berita itu memuat pernyataan dari politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon yang menyatakan pemerintahan Jokowi akan tumbang dalam hitungan bulan. Berikut ini berita yang telah dihapus oleh Metrotvnews tersebut:
Ketua DPP PDIP Prediksi Pemerintahan Jokowi Jatuh Dalam Hitungan Bulan
M Rodhi Aulia – 26 Januari 2015 17:35 wib
Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diprediksi tak akan tuntas hingga lima tahun. Itu terjadi jika Jokowi tak tegas dalam menyikapi berbagai persoalan.
“Saya kira dalam hitungan bulan. Paling lama dua tahun,” ujar politikus PDI Perjugan Effendi Simbolon di sela-sela diskusi publik yang bertajuk ‘Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Energy, Kawasan SCBD, Jakarta, Senin, (26/1/2015).
Dia mengatakan Jokowi tak kunjung memperlihatkan ketegasannya saat menghadapi sejumlah persoalan. Effendi menyebut persoalan itu antara lain penyikapan polemik KPK-Polri, pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri dan pembahasan RAPBN-P.
“Ini seperti pesawat take off. Ada awan besar, turbulance. Mudah-mudahan satu bulan ke depan, sudah bisa clear weather. Tapi satu hal, bahwa ada yang kmudian turbulance kedua. Adanya potensi terjadinya turbulance ketika pembahasan RAPBNP 2015. Ketika itu, tidak bisa disahkan, maka yang digunakan APBN 2015. Kalau begitu maka game over pemerintahan,” terang dia.
Dia menduga, ada dua faktor ketidaktegasan Jokowi dalam menjalankan mandat dari rakyat. Dugaan pertama, Jokowi masih belum berpengalaman menghadapi peta politik nasional. Selain itu, juga karena sebagian besar menteri tak dikenalnya. Akibatnya, Jokowi tak bisa mengimplementasikan program Nawa Cita yang diusungnya.
“Saya trus terang miris. Saya takut. Siapapun yang ingin jatuhkan Jokowi, maka saatnya itu, memang sekarang, karena banyak celahnya. Mudah-mudahan dua-duanya (Jokowi-JK) yang jatuh. Kalau kira-kira di Senayan, mau jatuhkan nomor satu, saya jatuhkan juga nomor dua. Jadi peluang jatuhkan Jokowi terbuka, saya pribadi kasihan,” ungkap dia.
Maka dari itu, dia ingin Jokowi sadar dan kembali melek dengan suasana yang semakin runyam ini. Bergerak sesuai dengan Nawa Cita dan memerhatikan kondisi masyarakat.
*sumber: fimadani