AS: ISIS Episode Menghancurkan Kekuatan Militer Arab






Menyongsong deklarasi Israel Raya, Yahudi (AS-Inggris-Israel-Perancis-Russia-Iran) merealisasikan apa yang menjadi target penghancuran seluruh kekukatan militer dunia Arab. Setelah sukses melumat pasukan Irak, yang dulu menempati rangking ke-4 sebagai kekuatan militer terkuat di Timur Tengah. Maka penghancuran militer Syiria, Mesir, Aljazair, Libia, Sudan, Yaman, benar-benar terealisasi dengan matang dan tanpa hambatan.



Nyaris yang tersisa adalah militer Jordania, Emirates, Saudi Arabia, Bahrain, Oman, Kuwait, Maroko, dan negeri kecil tak berdaya Mauritania. Strategi pun disusun. Maka kemunculan ISIS tidak lepas dari rencana besar menghancurkan kekuatan militer di negara-negara Arab tersisa. ISIS menjadi penekan bergabungnya negeri-negeri Arab dalam koalisi internasional anti-ISIS yang dikomandoi AS.



Hal ini diakui Alan Gullen, koordinator Aliansi Internasional anti-ISIS. Terutama setalah serangan via udara sama sekali tidak mematikan ISIS. Justru Turki merasakan keanehan, saat senjata yang dimiliki ISIS makin canggih. Termasuk salah satunya mampu melumpuhkan pesawat tempur Jordania, yang pilotnya ditangkap dan kemudian dibakar. Usut punya usut, Emirates Arab berada di balik penjatuhan pesawat tempur Jordania, dengan melakukan pengacauan sinyal radar milik AU Jordania. Targetnya, menggiring Jordania dalam koalisi internasional.



Dengan gagalnya serangan udara, sekutu anti ISIS meminta negara-negara Arab untuk melakukan penyerangan darat terhadap ISIS. Diakui Jhon Allen, jenderal AS, menegaskan peran AS-Sekutu hanya melindungi tentara-tentara Arab dari udara dan tidak akan mengirimkan pasukan via darat. Tentara Eropa seperti dari AS, Australia, Denmark, Brazil, Portugal, New Zealand, Spanyol, Italia, Jerman, Belgia, Belanda, hanya menjadi mentor alias pelatih semata.



Singkat cerita, kehancuran militer Arab tinggal menunggu waktu. Israel mengerahkan seluruh sumber daya untuk menghancurkan benih-benih kebangkitan Islam:



1. Menyerbu negara Islam yang kuat secara militer.

2. Menumbangkan rezim penguasa yang menolak menjadi boneka.

3. Menggerakkan umat Islam agar anti terhadap demokrasi, jika yang menjadi pemenang adalah dari unsur gerakan Islam.

4. Menyuburkan pemikiran Islam Liberal di satu sisi, dan pemikiran Islam yang menunggu Imam Mahdi atau Khalifah untuk melakukan perlawanan.

5. Menciptakan boneka-boneka berbaju Islam, sesuai dengan doktrin New America di negara-negara Muslim.



Israel Raya, tinggal menunggu waktu!



(Nandang Burhanudin)