BBM Turun, Untuk Rakyat atau Asing??


Oleh: Agus Santoso

Dagelan Pemerintah menurunkan Harga BBM cuma 500 perak?? Katanya buat ngelindungi rakyat miskin, faktanya ngelindungi kepentingan asing.

Dulu katanya diserahkan pada harga minyak Dunia, giliran harga dunia lebih rendah hingga di $ 38,92/bbl eh.. ngelesnya disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku dan juga untuk merefleksikan penurunan harga minyak dunia untuk melindungi rakyat miskin.. Kalo alasan rakyat miskin ya logika ya turunin serendah-rendahnya tho pak agar semua harga juga turun. Kan simple, gak usah mbulet-mbulet..

"Alasan si Said nih, Kita menghindari lompatan yang terlalu besar. Ke depan mungkin akan ada kenaikan. Kita jaga supaya sebagian surplus disimpan, dipakai waktu harga minyak naik lagi,"

Dia menjelaskan, penurunan harga BBM tidak akan terlalu dalam karena pemerintah ingin melindungi masyarakat miskin. Jika harga BBM sekarang turun jauh, lalu suatu saat naik lagi, yang paling dirugikan adalah masyarakat kelas bawah. Hahaha lucu banget ya si Menteri ini buat alasan..

Kita harus tahu otaknya si Said berpihak kemana.. Kita harus membaca pertanda bahwa trik-trik antek aseng akan berjaya.. ini langkah awal saja agar nampak smooth, nampak halus dan gak langsung kelihatan arah kebijakan Pemerintah ini kemana?? Kalo harga minyak dunia sudah di angka normal, tentu SPBU-SPBU asing akan berjaya.. Dengan selisih harga yang hanya sedikit sekali...

Kalo harga sekarang drop (turun secara signifikan), otomatis SPBU-SPBU asing gak laku lah...

Dulu saya sering heran kalo liat SPBU macem Shell, Petronas dan Total SPBU asing lainnya yang berjajar di pinggir jalan, mereka berdagang tapi nggak ada yang beli, apa mereka untung? Tapi kenapa mereka membangun gedung yang megah walaupun pelanggannya nyaris dikatakan kosong melompong, tak ada mobil yang mau belok ke SPBU asing yang cuman jualan Pertamax?

Kini saya baru mengerti ternyata itu diskon atas investasi yang mereka lakukan. Lalu bagaimana mereka bisa yakin berbisnis di Indonesia, ternyata mereka memang udah tau arah perkembangan ekonomi politik kita sekarang, regulasi minyak kita mengarah pada Pasar Bebas, Pemerintah lebih suka menjual premium ke pasar spekulasi NYMEX, ketimbang nyalurin ke rakyatnya sendiri. Jadi saya paham bagaimana kemudian 40 perusahaan asing memegang beslit lisensi 20.000 hak pembangunan SPBU, ini artinya nanti bakal ada 800.000 SPBU asing bermain di pasaran distribusi ritel!

Rupanya kita harus belajar ‘Ilmu Sinyalemen, Ilmu Pertanda’. Adanya SPBU asing, regulasi yang dipermainkan dan trik-trik politik dagang yang dikenalkan ke ruang publik adalah bagian besar penggiringan ekonomi Indonesia ke dalam pasar bebas yang mendikte ruang ekonomi rakyat.

Kini saya hanya mengelus dada, melihat SPBU-SPBU asing itu menguasai pinggir-pinggir jalan raya, bahkan untuk menguasai pasar retail saja orang Indonesia tidak bisa menjadi Panglima-nya. Kini orang Indonesia dipaksa beli Pertamax oleh pemerintahan budak asing ini, padahal persediaan Premium masih berlimpah, Pemerintah hanya ingin jual Premium ke pasar spekulasi, banyak orang Indonesia susah karena didikte atas kemauan Pasar Bebas.

Benar kata Bung Hatta “Apalah arti Kemerdekaan bila orang Indonesia tak punya hak-hak ekonomi-nya?”